Kaur, kupasbengkulu.com – Rotan merupakan tumbuhan akar yang biasanya merayap di hutan ini ternyata bisa disayur. Batang rotan muda yang biasa dikenal masyarakat Kabupaten Kaur, dengan nama ‘umbut’ huwi (rotan) ini diolah dan bisa dimakan seperti digulai.
Namun, jenis rotan yang sering diambil ‘umbut’ oleh warga ini merupakan jenis rotan yang dikenal dengan Huwi ‘Nange’. Bukan jenis rotan untuk bahan baku membuat meubel maupun kerajinan tangan.
Huwi nange ini sama seperti rotan lainnya tapi warnanya kemerahan dan sedikit keras. Oleh karena itu, warga tidak pernah memanfaatkan rotan ini untuk bahan tali ataupun untuk kerajinan tangan.
Masyarakat Kabupaten Kaur sangat gemar memasak sayur umbut huwi ini. Karena rasanya sangat lezat, dengan rasa khas sedikit kepahit-pahitan ditambah lagi, memasak sayurnya dengan campuran ikan panggang, kacang panjang, dan sayur lain.
“Umbutnya sangat enak disayur baik dimasak pedas, maupun sayur bening,” ungkap Badri, warga Tetap yang sering mengambil umbut huwi di hutan, Minggu (07/12/2014).
Ia menjelaskan, sebelum disayur umbut huwi terlebih dahulu dibersihkan, dan kulitnya dibuang. Kemudian bagian dalam umbut yang lunak dijadikan sayur dan dipotong-potong ukuran kecil. Ia menambahkan, umbut ini dijual di pasar-pasar atau pekan mingguan, yang mana satu ikat isi tiga batang umbut huwi ini dihargai Rp 6 ribu hingga Rp 7 ribu.
”Tidak ada masyarakat yang menanam rotan jenis ini. Sebab, rotan jenis ini hanya ada didalam hutan. Makanya, umbut huwi ini harganya lumanyan mahal,” demikian badri.(mty)