kupasbengkulu.com – Masyarakat Bengkulu berbondong-bondong serbu wayang kulit khas Yogyakarta di tengah pementasan wayang kulit Ki Manteb Soedharsono, Sabtu malam (31/05/2014).
Supoyo, pengrajin wayang kulit asal Bantul, Yogyakarta, ini sengaja datang ke Bengkulu mengikuti rombongan grup wayang kulit Ki Manteb. Di setiap pertunjukkan Ki Manteb, Supoyo selalu berhasil menjual wayang kulit buatannya ke masyarakat.
“Kemana pun Ki Manteb pentas saya memang selalu ikut untuk jual wayang kulit, blangkon, kaset jawa, dan souvenir khas kesenian Jawa lainnya. Tujuannya adalah agar wayang kulit ini tidak punah dan dapat dikenal oleh masyarakat luas,” ujar Supoyo.
Untuk setiap barang yang dibawanya, Supoyo menentukan harga yang beragam. Seperti halnya wayang kulit, harga ditentukan sesuai ukuran dan tingkat kehalusan dari wayang tersebut, serta keasliannya.
“Untuk wayang kulit harganya mulai dari Rp 150-250 ribu. Yang paling mudah terjual adalah blangkon, karena murah meriah. Blangkon yang original harganya Rp 125 ribu, sedangkan yang KW harganya Rp 50 ribu,” ujar Supowo.
“Alhamdulillah dengan adanya kegiatan ini saya bisa meraup untung. Meskipun tidak seperti masyarakat di Jawa yang benar-benar hobi dengan wayang, namun antusias warga Bengkulu cukup tinggi akan kesenian,”katanya lagi.
Edo, salah satu warga Kota Bengkulu mengaku meskipun tidak ada darah Jawa, namun dirinya menyukai kesenian Jawa.
“Kesenian Jawa ini bagus-bagus ya, pantas saja kalau perkembangannya cukup pesat. Pemerintah Bengkulu mestinya meniru yang seperti ini, agar kebudayaan Bengkulu juga menyebar dan dikenal oleh masyarakat yang lain,” pungkasnya.(val)