Minggu, Mei 5, 2024

Pengemis Bengkulu, Masih Bocah, Tinggal di Losmen, Penghasilan Rp 100 Ribu Per Hari

Losmen tempat tinggal para pengemis
Losmen tempat tinggal para pengemis

Pengemis di Bengkulu kian merajalela di jalanan dalam Kota Bengkulu dan lampu merah. Lebihnya lagi pengemis tersebut masih dalam satu ikatan darah. Walaupun pekerjaan mereka dianggap hina, namun penghasilan mereka mencapai Rp 100 ribu per harinya. Tak disangka mereka mempunyai kehidupan yang layak serta mampu menyewa losmen untuk tempat mereka berlindung.

Dari jalan Marlborough, Teluk Segara, Kota Bengkulu nampak sebuah Losmen yang telah dibangun sejak tahun 1960. Losmen yang diberi nama Losmen Melati Aman kini kian hancur karena dimakan waktu. Disanalah para pengemis berlindung dari sengatan matahari dan dinginnya malam.

Setelah memasuki losmen tersebut tercium aroma yang sangat tidak sedap. Sebelum menemui penjaga losmen, Yahani (56), Jurnalis dikejutkan dengan adanya sekumpulan waria yang sedang berdandan dengan menggunakan handuk yang melilit tubuh mereka.

Kehidupan mereka tak ubahnya dengan kampung dengan gang yang sempit. Salah seorang penunggu kamar losmen tersebut bisa berdagang di dalam kamar tersebut. Canda dan tawa manis dari anak-anak pengemis di sana  ikut meramaikan menyejukkan suasana ala mereka.

Setelah bertemu dengan penjaga hoteel, ia menceritakan keadaan hotel dan siapa saja penyewa hotel tersebut.

“Ya di sini penyewa Losmen rata-rat pengemis dan waria yang biasanya mereka ngamen dan mengemis dengan sewa perhari Rp 30 ribu,” kata Yahani.

Parahnya pengemis yang menyewa di losmet tersebut semuanya satu keluarga berasal dari Lahat, Sumsel. Mulai dari ayahnya, ibunya, anaknya serta 1 orang cucu.

“Kalau tidak salah ada 14 orang pengemis disini, 6 orang dewasa dan 8 orang anak kecil,” ujar Yhani.

Investigasi ini berawal dari penangkapan Polres Bengkulu menangkap Rd (9) karenamenghisap lem, dari wawancara dengan salah satu pengemis Rd, rencananya uang tersebut dikumpulan untuk dimembangun rumah rata-rata penghasilan satu keluarga tersebut mencapai Rp 1 juta per harinya. Mereka hanya mengantungkan hidup dengan cara mengemis.

“Mau kerja dimana, tamat dari kecil saja tidak sekolah siapa yang mau menerima kerja,” kata salah satu pengemis berinisial Ni (14).

Menurutnya, penghasilan mereka perhari mencapai Rp 100 ribu lebih. Caranya mengemis unik, orang akan iba setelah melihat dirinya berada di gerobak dorong ditarik oleh suaminya J (16) mengelilingi Kota Bengkulu.

Hasil dari  mereka mengemis, mereka akan kumpul untuk kehidupan sehari-hari. Rencanya, uang tersebut ia kumpulkan untuk membangun kehidupan layak di Lahat, Sumsel.

Namun mereka tidak berencana untuk meninggalkan pekerjaan tersebut. Karena menurut mereka pekerjaan ini sudah mendarah daging didiri mereka. Dibutuhkan solusi bijak dari pemerintah terkait setempat untuk menyelesaian persoalan pengemis tersebut.(***)

Penulis: Dodi Irawan

Related

Bupati Sapuan Apresiasi Kemajuan Pembangunan Sutet 150 KV

Bupati Sapuan Apresiasi Kemajuan Pembangunan Sutet 150 KV ...

Atasi Kemiskinan Ekstrem, Pemdes Air Kasai Salurkan BLT-DD Tahap I

Atasi Kemiskinan Ekstrem, Pemdes Air Kasai Salurkan BLT-DD Tahap...

10 Kecamatan di Seluma Butuh Panwascam untuk Pilkada 2024, Ini Persyaratannya

10 Kecamatan di Seluma Butuh Panwascam untuk Pilkada 2024,...

Pemdes Kampung Dalam Bagikan BLT April-Mei

Pemdes Kampung Dalam Bagikan BLT April-Mei ...

Dibutuhkan 606 PPS untuk Pilkada Seluma 2024, Ini Syarat Pendaftarannya

Dibutuhkan 606 PPS untuk Pilkada Seluma 2024, Ini Syarat...