Jumat, Mei 17, 2024

Andhika

M Azzam Prihatno
M Azzam Prihatno

kupasbengkulu.com- “Dengan mengucapkan Alhamdulillah hirobbil ‘alamin rapat pembentukan panitia kegiatan Tahun Baru Hijrah ditutup. Demikian kata pembawa acara sewaktu menutup rapat, yang telah berlangsung sejak pagi hingga sore dengan waktu istirahat hanya untuk sholat Zhuhur.

Andika dengan wajah sedikit kusut, setelah pamit dengan kawan-kawan, pulang dengan gontai menuju rumah kost yang belum lunas sewanya. Di perjalanan, terbayang olehnya ketika ia menyatakan kesediaannya untuk menjadi ketua panitia.

Ia masih mempertanyakan atas keberaniannya menerima amanah tersebut. Apakah mampu ia untuk mengemban amanah yang terasa berat, ketika ia telah berada di luar ruang rapat.

Kadang timbul rasa optimis namun seketika itu juga rasa pesimisnya juga muncul. Namun sekarang ia tidak mau tahu dengan semua itu.

Hatinya telah bertekad, bahwa ia tidak akan mundur, ia tidak akan menarik kembali pernyataan kesediaannya untuk menjadi ketua panitia. Sukses atau tidak itu urusan nanti, demikian ia menguatkan tekadnya.

Sesampainya di rumah (gubug) hari telah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Dan tercium bau kurang sedap dari arah dapur. Ternyata itu bau nasi yang sudah 2 hari tidak ia makan, karena memang tidak ada “teman nasi” untuk dimakan. Dengan sedikit menggerutu ia mengamankan “aib dapur anak kost” tersebut.

Dengan perut yang agak melilit, karena memang belum diisi apapun kecuali secangkir kopi dan asap rokok, ia melangkah ke sumur, membasuh muka untuk mengambil air wudhu.

Terasa segar badannya ketika air suci itu menelusuri pori-pori wajahnya. Rasa hausnya terlepas tatkala ia memasukkan air ke mulut untuk “kumur-kumur” dan ditelannya air suci yang belum dimasak itu.

Sajadah dihamparkannya di ruang kamarnya yang pengap, yang penuh dengan hiasan kaligrafi. Ia pusatkan konsentrasinya kepada Yang Maha Agung, Maha Lembut. Ia coba lupakan panitia, ia lupakan perutnya yang keroncongan. Hanya Dia yang coba ia konsentrasikan.

Astaghfirullah, ampuni hamba ya Allah. Disucikan dirinya dari dosa-dosa yang melekat. Dan dengan tenang dia mengagungkan Sang Pemberi ketenangan dan masuk ke alam yang “asing”; dan dimana dia berada bukan pada dirinya, bukan pada alamnya. Tapi pada alam Allah, pada diri Allah Yang Maha memiliki.

Sejuta rasa ia tumpahkan seluruhnya ke Makkah; kiblat utama insan yang merindukan sesuatu yang “asing”; sesuatu yang selalu dirindukannya. Perasaan rindu, kasih cinta semakin dalam terasa ketika ia merendahkan pusat kesombongannya pada yang paling hina dari ke-Andhika-annya.

Perjalanannya semakin jauh menembus relung-relung kenikmatan rohani, semakin dekat kepada pusat kerinduan. Kerinduan yang menciptakan nikmat tiada tara; kenikmatan nur; kenikmatan cahaya mistis. Batinnya melangkah dengan pasti tanpa ada yang akan mampu menghentikan langkahnya.

Sesekali perutnya menggelapkan kenikmatan “cahaya mistis”, ketika sang usus melilit meminta jatah kerja. Hanya spiritual sucilah yang menghentikannya kebinalan usus itu. Dan ia bersyukur bahwa ia diberi kekuatan spiritual suci, hingga perjalanannya tidak terhenti.

Kemudian diselesaikannya perjalanan “aneh” tersebut. Walaupun ia merasa berat untuk menghentikannya, salam dan syukur yang murni dari hati nurani; itulah yang dapat dilakukannya, atas pemberian perjalanan tersebut. Segala Puji bagi-Mu, ya Allah, Engkaulah tuhanku, tuhan dimana aku dapat mengalami kedalaman hati nurani yang selalu merindukanmu.

•••••••••••
Kisah di atas menggambarkan sosok orang yang ingin mengabdikan dirinya pada suatu kegiatan yang membawa manfaat bagi sosial dan religi. Akan tetapi ada kendala ekonomi yang dihadapinya, namun demikian diantara beban ekonomis yang disandangnya, tidak menyurutkan tekadnya untuk memikul tanggung jawab sosial yang diamanahkan kepadanya.

Keinginan dan dorongan yang kuat untuk berbuat kebaikan baginya merupakan manifestasi dari imannya kepada Allah SWT, yang telah menganjurkan untuk selalu berlomba-lomba berbuat kebaikan.

Selain itu, karena kehidupan di dunia ini hanya sementara, maka tidak ada jalan lain agar ia mendapatkan tempat yang layak di akhirat nanti adalah dengan berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dalam bentuk apapun.

Adapun kendala-kendala pribadi yang dihadapinya, seperti kemiskinan, memang menghalangi tekad dan niatnya untuk mengabdi kepada Allah, untuk itu ia selalu menguatkan mental spiritualnya melalui ritual-ritual agama.

Ia sangat meyakini bahwa apabila hal tersebut dilakukan maka Allah pasti akan meringankan beban dan memberikan kekuatan mental-spiritual, sebagai bekal utama dalam ia melaksanakan kebaikan.

Dalam ritus ibadah yang dilaksanakannya tertuanglah segala asa dan harapan yang dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Segala.

Dengan kekhusyukan yang dibangun tersebut maka tumbuhlah rasa ikhlas yang menjadi senjata pamungkas baginya untuk menghilangkan beban-beban duniawi yang mengganggu kerja-kerja sosial-religius yang sedang dibangunnya.

Baginya hanya yang seperti inilah yang dapat dipersembahkan kepada Tuhannya. Ia memang tidak banyak tahu tentang ilmu agama tapi bukan berarti tidak dapat berbuat untuk agama. Agama baginya adalah kerja bukan hanya bicara, orientasi hidupnya hanya untuk akhirat yang dilandasi dengan kegiatan (amal-sholeh) selama di dunia.

Yang penting baginya bahwa pengetahuan yang minim dan tekanan ekonomi yang dihadapinya bukan berarti tidak dapat berbuat untuk sosial dan agama, orang itu bernama ANDHIKA.(**)

penulis : MA Prihatno

Related

Pesantren Darrun Nur Dukung Pemerintah Tolak Paham Radikalisme dan Terorisme

Kupas News, Bengkulu - Negara indonesia yang terdiri dari...

Saat Reses, Okti Temukan Pelajar Tak Hafal Al-fatihah

Seluma, kupasbengkulu.com - Wakil Ketua II DPRD Seluma Okti...

Data Kependudukan CJH Tanggungjawab Capil

Seluma, kupasbengkulu.com - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag...

Cegah Konflik Horizontal, Pemda Batasi Aliran Salafi

Seluma, kupasbengkulu.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Seluma Irihadi mengatakan,...

Hafal Surat Al – Ikhlas Massa 212 Diberikan Makanan Gratis

Kota Bengkulu,Kupaebengkulu.com- Sebagai bentuk solidaritas umat muslim yang menggelar...