Hembusan angin senai-senai saat mentari menyengat Negeri Bengkulu, sudah tak terasa nikmatnya lagi. Rasa takut, kuatir dan lelah jiwa mempupuskan asa masyarakat.
Peran Orang Dalam Tahun kepemimpinan Residen Thomas Parr dianggap melakukan penghinaan. Thomas Parr sempat membuat dendam pribumi, saat mengeluarkan kebijakan memaksa penanaman
Siapa Pelakunya “Pribumi tak berprikemanuasiaan, kejam dan sadis”. Itulah yang dikatakan para orang-orang Inggris saat kabar pembantaian Thomas Parr meluas cepat seantero
“Malam itu, sekelompok pribumi merangsek masuk Gedung Mount Felix (Kini Rumah Dinas Gubernur Bengkulu/Gedung Daerah) dan melakukan pembantaian Residen Thomas Parr dihadapan
Peribahaso lamo ngatokan, “Kambing Punyo Susu, Sapi Dapek Namo”. Artinyo, orang nangpunyo jaso kebaikan atau nangla tunggang tunggit, telentang telungkup, tetapi orang
Kini apalagi. Pemerintah Kota Bengkulu sudah terima hibah Kapal Banawa Nusantara 96 dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Katanya, untuk sarana transportasi menuju
Masih ingat ungkapan, “Luka Lama Tercabik Kembali?” Kalau tidak salah begitulah kira-kira narasinya. Terkuyak atau tercabik bukan karena jahitannya tak bagus. Bukan
Dulu ado ungkapan, “Siapa Menuai Angin, Dia yang Menuai Badai”. Retinyo, apo nang dikerjokan, trimolah bagiannya. Tapi tentunyo, itu idak selamonyo kito