Kamis, Maret 28, 2024

Belajar Bekerja Keras dan Teliti dari Maliti

Maliti pengrajin teleng
Maliti pengrajin teleng

Tangan Maliti terlihat sangat lincah menusuk anyaman bambu pada benda yang ada di hadapannya. Guratan diwajahnya menunjukkan bahwa Maliti tak lagi muda, umurnya sudah lebih dari setengah abad. Satu gayung air yang ada diatas semen teras tepat disamping ia duduk berguna untuk membahasi benda di depannya bila sudah selesai satu anyam.

Ember hitam bermuatan 15 liter tersebut terlihat menampung helaian kulit terluar bambu muda yang telah kering dengan ukuran kurang dari setengah sentimeter. Karena mengecut mangka harus direndam sebelum dianyam.

Benda yang sedang dibuat istri dari Mahidin ini adalah tampa. Bentuknya tidak bulat seperti tampa yang biasa kita jumpai di pasar, melainkan memanjang dengan kerucut di ujungnya. Persis seperti kertas yang bagian ujungnya dipertemukan. Masyarakat Desa ini dan sekitarnya menyebutnya teleng.

“Membuatnya butuh waktu dua hari untuk satu teleng. Harus teliti agar anyaman jadi rapi. Kalau tidak rapi cepat rusak,” Maliti bercerita tanpa mengalihkan matanya dari teleng yang sedang ia buat.

Untuk membuat teleng, Maliti harus mencari bambu muda lalu dibelah sesuai ukuran yang dibutuhkan. Kemudian direndam di air hingga menjadi agak lembut, sebaiknya rendam di air mengalir. Seterusnya bambu yang telah direndam diambil tipis namun tak setipis sembilu. Setelahnya harus dijemur hingga kering.

Setelah melewati semua proses ini menurut Maliti ia bisa membuat teleng.

Harga satu teleng Rp 30 ribu. Konsumen Maliti biasanya adalah warga sekitar, atau terkadang ia jual ke pekan. Tidak mudah mencari rupiah, namun selalu ada hasil dibalik perjuangan.

Maliti membuktikan bahwa menjadi tua tak berarti berhenti mencari nafkah. Di usia senjanya ia tetap berusaha dengan ketrampilan yang dimilikinya. “Selama hidup terus berarti bekerja terus. Kini sudah jarang yang bisa bikin teleng.Saya akan terus bikin teleng untuk hidup “tutup Maliti sambil mengelap keringat yang menetes di pelipisnya.

Penulis: Evi Valendri, Bengkulu Tengah

Related

Cerita Sedih Irma June Dibalik Lagu Do Your Best yang Jadi Theme Song From Bali With Love

Kupas Musik - Kemerduan vokal yang dimiliki penyanyi legendaris...

AM Hanafi Sang Perlente Kawan Soekarno yang Disambut Fidel Castro

AM Hanafi (kiri) bersama Fidel Castro (kanan), Foto: Dok/margasarimaju.com AM...

Menjadi yang Terbaik Tak Perlu Menjatuhkan Pihak Lain

Inspiratif, kupasbengkulu.com – Seorang Guru membuat tangga 10 injakan, lalu...

Beni Ardiansyah Direktur WALHI Bengkulu Terpilih ” Keadilan Itu Harus Direbut”

Kota Bengkulu,kupasbengkulu.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu...

Otna Pilih Hidup Diatas Sampan Reot dan Air Payau Daripada Hidup Menjadi Budak

Kota Bengkulu,Kupasbengkulu.com -  Petang itu suasana di sudut Pesisir...