kupasbengkulu.com – “Saya ini sama sekali bukan orang kaya, bapak saya miskin dan buta huruf,” kalimat itu diucapkan langsung oleh Bupati Kepahiang, Bando Amin C Kader saat upacara pembukaan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) Universitas Dehasen, Senin pagi (8/9/2014).
Memang terdengar mengejutkan, namun menurut Bando hal itu benar-benar nyata dihidupnya. “Artinya seperti apapun latar belakang keluarga, mau miskin semiskin apa pun kalau punya tekad untuk mendapatkan pendidikan dan merubah nasib, maka Man Jadda Wa Jada,” yakin Bando dihadapan ratusan peserta ospek.
Menurutnya pendidikan dan berpendidikan adalah dua hal yang berbeda, namun saling bertautan. Karenanya, bila telah memulai pendidikan maka selesaikan hingga tuntas hingga menjadi orang berpendidikan. sebab tidak dapat dipungkiri kini pendidikan menjadi tolak ukur kecakapan seseorang.
“Saya pernah merindukan untuk kuliah, tapi jangankan kuliah beli formulir pendaftarannya saja tidak sanggup karena orangtua saya tidak mampu. Ibu saya bengis, bapak saya juga begitu. Tapi saya sangat berterima kasih pada orangtua saya yang mendidik saya dengan cara itu, hingga saya bisa seperti ini. Karena ingin kuliah, waktu itu saya merantau ke Cianjur,” cerita Bando.
“Saya merantau ke Jawa karena saya tidak tahan menderita di kampung. Di kampung itu sekolahnya dibawah rumah orang, dindingnya bambu dan lantainya tanah. Di Jawa saya nekad untuk tetap sekolah, akhirnya alhamdulillah saya menjadi seperti saat ini,” tambahnya.
Dengan pembuktian itu, Bando mengharapkan mahasiswa baru termotivasi dan tidak menyerah pada berbagai halangan untuk mengenyam pendidikan. Sebab mahasiswa adalah ujung tombak perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. (beb)