Jumat, April 19, 2024

Dakwah Muhammadiyah saat ini

Muhammadiyah saat ini memang sudah sangat besar, bahkan sudah diakui bahwa organisasi Muhammadiyah adalah organisasi yang kaya. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga  Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tatanan sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik (Ini dibuktikan dengan jumlah lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah yang berjumlah ribuan).

Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang ekstrem.

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi:  وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ: Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.

Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.

Perkaderan Ikatan

Perkaderan ikatan (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) merupakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh kader dalam kehidupan, baik bersama ikatan ataupun ketika sudah berada di luar struktur ikatan.

Sistem Perkaderan Ikatan (SPI) secara filosofis merupakan penerjemahan perkaderan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Hal tersebut, dapat dilihat dari nama perkaderan yakni Darul Arqam.

Darul Arqam dalam sejarahnya merupakan nama tempat sahabat nabi yakni Arqam Ibn Abil Arqam. Perkaderan tersebut, melahirkan generasi awal Islam seperti, Abu Bakar, Ali Abu Thalib, Siti Khotijah, Saad bin Abi Waqas, dan lain-lain. Filosofis perkaderan yang dilakukan oleh Rasul, yakni penanaman nilai-nilai Islam secara kaffah, dengan cara mengubah kesadaran jahiliyah sehingga menjadi kesadaran al syaksiyah faal fadli (hablum minallah dan hablum minanas).

Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Kader dalam tubuh ikatan merupakan sosok penting dalam perjuangan organisasi IMM. Menjadi seorang kader artinya menjadi sosok yang di tuntut mampu dalam mengemban tugas dan amanah yang dicita-citakan IMM. Namun, dalam realita yang terjadi, banyak dinamika dalam tubuh ikatan yang melahirkan dampak negatif.

Hal ini pula yang menjadi pekerjaan rumah di dalam tubuh IMM untuk melahirkan sosok IMMawan dan IMMawati yang tangguh dalam berjuang. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut agar mampu memberikan solusi atas banyaknya permasalahan yang terjadi dalam masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya.

Sesungguhnya, peran seorang kader akan benar-benar bermanfaat ketika ia mampu mengemban amanah dengan baik yakni dengan praksis ke masyarakat. Kader dalam tubuh IMM identik sebagai basis perjuangan dalam tubuh ikatan, yang nantinya di harapkan mampu terjun langsung ke masyarakat dan menerapkan Trilogi IMM (Religiusitas, Humanitas, dan Intelektualitas) dengan bijak.

Namun, banyak pergolakan yang terjadi jika ditilik lebih dalam, salah satu masalah yang terjadi di kalangan beberapa kader adalah kurangnya minat dalam mengkaji suatu permasalahan dalam lingkup sekitar. Di kenyataan saat ini, orang-orang yang ada dalam organisasi ini sangat banyak yang mengabaikan  tujuan Muhammadiyah.

Contohnya di rana universitas, sangat banyak bahkan hanya segelintir orang yang menunjukkan bahwa organisasi Muhammadiyah itu adalah pengikut Nabi Muhammad Saw. Hal ini tentu menjadi sebuah masalah, karena bisa mencoreng nama Muhammadiyah sebagai lembaga Islam.

Ini merupakan tugas besar bagi seorang kader Muhammadiyah, untuk bisa membangun masyarakat dan generasi muda yang berkarakter dan beragama. Sebagai seorang kader, kami sangat membutuhkan bimbingan dan ilmu yang lebih, supaya kami punya pegangan dan bekal untuk terjun ke masyarakat luas.

Tentu saja sebagai seorang kader kita harus benar-benar memperhatikan dan menerapkan ilmu-ilmu yang telah kita dapatkan agar bisa memberikan contoh kepada masyarakat. Baik itu dalam hal ibadah, akhlak, dan muamalah.   Agar bisa mencapai tujuan Islam yang sebenar-benarnya.

Related

KUHP Tidak Berlaku untuk Kegiatan Kemerdekaan Pers

Kupas News, Jakarta - Walaupun Rancangan Undang-undang (RUU) Kitab...

Modus Mafia Tanah di Ruang Peradilan

Oleh : Elfahmi Lubis Mafia Tanah sudah menggurita dan telah...

Kaum “Rebahan” Ditengah Isu Kerakyatan

Dimana posisi kaum "rebahan" atau kaum "mager" yang didominasi...

Polemik RUU Sisdiknas, Maksimalkah Uji Publik?

Oleh: Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd Mencermati draft Rancangan Undang-Undang Sistem...

Kiprah Parsadaan Harahap Hingga Duduki KPU RI

Sosok Persadaan Harahap atau yang sering disapa bang parsa,...