
kupasbengkulu.com – Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, Helmi Paman, meminta pemerintah untuk menambah tanda peringatan rawan longsor di sepanjang jalur yang bakal dilalui pemudik jelang hari raya Idul Fitri nanti.
Hal ini disebabkan hingga saat ini masih banyak jalur lintas, terutama jalur barat Sumatera yang belum dipasang tanda peringatan, padahal termasuk daerah yang rawan longsor.
“Ada beberapa titik yang rawan abrasi dan longsor tapi belum dipasang tanda peringatan bagi pengguna jalan, terutama jalur yang menghubungkan Bengkulu-Sumatera Barat dan jalan lintas tengah Bengkulu-Sumatera Selatan,” ujar Helmi, Rabu (01/07/2015).
Seperti halnya jalan lintas tengah yang menghubungkan Provinsi Bengkulu dengan Sumatera Selatan, tepatnya di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kepahiang. Pada malam hari, lokasi rawan longsor ini tidak ada penerangan sehingga tanda peringatan perlu ditambah dan dibuat sebaik mungkin sehingga mudah dikenali pengendara.
“Tanda peringatan itu jangan dibuat kecil, tapi harus lebih besar agar mudah dikenali. Terutama malam hari tidak ada penerangan di sana karena harus melintasi hutan,” katanya lagi.
Sementara itu, titik rawan abrasi di jalur yang menghubungkan Provinsi Bengkulu dengan Sumatera Barat, tepatnya berada di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara dan Mukomuko. Terutama di Desa Urai dan Serangai di Kabupaten Bengkulu Utara dan di Desa Air Punggur dan Air Dikit di Kabupaten Mukomuko, perlu diwaspadai pengendara.
“Di lokasi ini termasuk daerah rawan abrasi. Selain itu juga tidak ada penerangan sehingga pengendara dihimbau waspada bila melewati jalur ini terlebih di malam hari,” tandasnya. (val)