Sabtu, April 20, 2024

Dosa Awal

Ilsutrasi : Istimewa
Ilustrasi : Istimewa

kupasbengkulu.com- Kalau ditanya apa dosa yang pertama kali dilakukan makhluk terhadap Tuhannya dan siapa makhluk Tuhan tersebut? Jawabnya adalah: dosa yang pertama kali terjadi adalah kesombongan dan pelakunya adalah Iblis.

Peristiwa ini diabadikan Tuhan dalam kitab suci Al-Qur’anul Karim, yaitu pada peristiwa penciptaan Adam sebagai khalifah.

Ketika itu iblis dan seluruh malaikat diperintahkan Allah untuk sujud kepada Adam. AS. Seluruh malaikat menuruti perintah tersebut kecuali iblis.

Perbuatan iblis tersebut dilakukan karena adanya perasaan lebih baik dan lebih sempurna dari Adam. Merasa diri lebih, menjadikan iblis tidak mau tunduk atas perintah Allah.

Ketidaktundukan Iblis terhadap perintah Allah karena merasa diri lebih sempurna inilah yang sering kita sebut SOMBONG.

Akibat dari kesombongannya tersebut Allah menurunkan laknatnya hingga akhir zaman, pada diri Iblis dan segala keturunannya.

Padahal sebelum ada perintah untuk tunduk pada Adam, Iblis adalah sosok yang sangat patuh dan tunduk pada Allah, beliau selalu bertasbih dan memuji Allah.

Kesalahan yang dilakukan Iblis tidak membuat dirinya merasa salah, bahkan ia menantang Allah dengan meminta izin kepada Allah agar ia dapat menggoda Adam dan seluruh keturunannya sampai akhir zaman.

Iblis dengan segala daya upayanya akan selalu mengajak manusia untuk keluar dari jalan yang lurus; untuk ingkar kepada Allah.

Ia merasa dendam dan iri kepada Adam dan seluruh keturunannya. Perasaan dendam dan iri adalah buah dari rasa sombong. Tidak akan ada dendam dan iri apabila kesombongan tidak ada.

Ketidakpatuhan iblis terhadap perintah untuk sujud kepada Adam karena Iblis merasa bahwa dirinya yang diciptakan Allah dari api lebih sempurna dibandingkan Adam yang diciptakan dari lumpur yang menjijikan. Artinya Iblis membandingkan dirinya dalam perspektif “materi yang fisikal”.

Padahal Allah memerintahkan untuk sujud kepada Adam AS yang telah diajarkan, dalam terminologi Al-Qur’an, “nama-nama” oleh Allah.

Hal tersebut menunjukkan bahwa sujud tersebut bukan pada “fisik” Adam yang terbuat dari lumpur, tetapi penghormatan terhadap “nama-nama” yang telah diajarkan kepada Adam ; penghormatan terhadap ilmu pengetahuan.

Dengan bekal pengetahuan terhadap “nama-nama” itulah, nantinya Adam akan sanggup menjalankan fungsi ke-khalifahannya di muka bumi. Hal inilah yang tidak disadari Iblis karena sifat sombongnya tersebut.

Dengan gambaran realitas yang telah digambarkan Allah dalam Al-Qur’an seperti yang telah diuraikan di atas, kita dapat mengambil pelajaran, bahwa penghormatan terhadap para pecinta ilmu telah dipertontonkan Allah sejak masa awal sejarah hadirnya makhluk yang bernama manusia.

Mungkin karena inilah maka wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Muhammad SAW berbunyi Iqra’ yang artinya baca; Sebuah kosa kata yang sangat berkaitan dengan hal-hal yang bersifat pengetahuan.

Selain itu perbandingan diri yang dilkakukan iblis kepada Adam dari sudut fisik saja membuat sifat sombong Iblis teraktualkan.

Peristiwa ini hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi kita, bahwa dalam “memandang” sesama manusia jangan dilihat dari fisiknya belaka, karena dengan ini kita dapat terjerumus dalam dosa kesombongan.

Allah sendiri tidak menilai manusia dari fisik dan materi tetapi dari sesuatu yang sangat substansial dari fungsi manusia yaitu ketaqwaan.

Sementara itu, di saat ini, kehidupan yang berideologikan fisik dan materi semakin tubuh subur sampai ke wilayah paling pelosok di dunia ini.

Segala sesuatu diukur dari fisik materi saja. Ini bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita.

Orang yang punya keluasan ilmu pengetahuan dan mempunyai sifat jujur belum tentu memperoleh akses kehidupan dengan mudah, sebaliknya, orang yang tidak jujur tetapi punya kekuatan fisik dan materi akan sangat mudah memperoleh akses kehidupan bahkan difasilitasi.

Yang lebih tragis lagi, adalah ketika manusia menjual kedaulatannya dengan harga yang sangat murah-demi materil. Kejadian seperti ini biasa terjadi pada momen pemilu dan sebagainya.

Setidak-tidaknya ada tiga poin penting dari uraian kisah penciptaan khalifah pertama; yaitu:

1. Penghormatan terhadap ilmu pengetahuan.
Allah akan mengangkat beberapa derajat orang yang berilmu pengetahuan. Ini yang dijanjikan Allah. Oleh sebab itu keinginan untuk menjadi orang yang haus akan ilmu pengetahuan dan terus tanpa henti-henti mengejar ilmu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai orang yang sedang berjihad di jalan Allah. Dan dengan ini pula Islam akan kembali menjadi agama yang berjaya, agama yang Rahmatan lil ‘alamin. Semoga…

2. Merasa diri lebih hebat (sombong)
Perbuatan sombong kalau ditelusuri secara mendalam pada dasarnya muncul karena adanya upaya untuk menutupi kekurangan diri, merasa malu kalau kekurangannya diketahui orang. Selain itu, keinginan untuk selalu dipuji, dapat juga memunculkan kesombongan. Jadi dengan demikian, kesombongan yang kita pertontonkan kepada orang lain adalah upaya untuk menipu diri sendiri dan pelan-pelan memasang jerat ke leher kehidupan kita sehingga pada saatnya kita akan selalu berada pada kehidupan yang semu, kehidupan yang absurd.

3. Kehidupan yang materialistis
Dalam filsafat ada suatu istilah yang berkaitan dengan poin ke 3 ini yaitu “reifikasi”; segala sesuatu yang diukur dengan materi. Jadi, kalau iblis membandingkan dirinya secara materi kepada Adam, maka ia disebut “Iblis yang reifikatif”. Sedangkan kalau manusia yang menjadikan alat ukur kehidupannya dari sisi materi belaka maka ia disebut “Manusia yang reifikatif”.Iblis-reifikatif dan manusia-reifkatif adalah identik, kedua-duanya akan membuat kualitas kehidupan manusia semakin jauh dari idealitanya. Tapi kalau kita menjadikan materi bukan sebagai alat ukur tapi “sarana” mudah-mudahan kehidupan ideal akan kita dapatkan, terutama kehidupan di akhirat kelak.Sebagaimana pula halnya dengan sosok Adam yang tubuhnya terdiri dari materi yang berwujud lumpur, bersemayan di dalamnya roh Allah dan kecerdasan ilmu pengetahuan.(**)

M A Prihatno
Penulis : M A Prihatno

Related

Pesantren Darrun Nur Dukung Pemerintah Tolak Paham Radikalisme dan Terorisme

Kupas News, Bengkulu - Negara indonesia yang terdiri dari...

Saat Reses, Okti Temukan Pelajar Tak Hafal Al-fatihah

Seluma, kupasbengkulu.com - Wakil Ketua II DPRD Seluma Okti...

Data Kependudukan CJH Tanggungjawab Capil

Seluma, kupasbengkulu.com - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag...

Cegah Konflik Horizontal, Pemda Batasi Aliran Salafi

Seluma, kupasbengkulu.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Seluma Irihadi mengatakan,...

Hafal Surat Al – Ikhlas Massa 212 Diberikan Makanan Gratis

Kota Bengkulu,Kupaebengkulu.com- Sebagai bentuk solidaritas umat muslim yang menggelar...