Kamis, Maret 28, 2024

Fort Marlborough, Saksi Bisu Kedigdayaan Masyarakat Bengkulu

Pintu utama benteng
Pintu utama benteng

kupasbengkulu.com – Jalan-jalan ke kota Bengkulu, rasanya gak “afdhol” kalau kita gak mampir ke salah wisata sejarah kota Bengkulu. Apa itu? apa lagi kalau bukan Fort Marlborough. Sebuah bangunan bersejarah  yang lebih akrab disebut oleh orang Bengkulu dengan nama “Benteng Malborough”.

Ini cerita saya waktu mampir di bangunan bersejarah ini. Sebelum masuk, tak lupa saya registrasi  dulu dengan petugas di pintu gerbang. Dia bukan satpam, loh. Tapi apa ya namanya, entahlah.. yang jelas saya di situ catat nama dan bayar tarif masuk Rp 2.500.

Setelah selesai registrasi, saya minta ditemani pemandu wisata, untuk mengulik lebih dalam seputar benteng itu. Alhamdulillah, saya ditemenin dengan pemandu wisata bernama Pak Dedi.

Pak Dedi, sebagai pemandu wisata Fort Marborough dengan antusias menceritakan sejarah dan deskripsi dari situs sejarah yang menjadi kebanggaan masyarakat Kota Bengkulu.

Beliau mulai menceritakan sejarah Benteng yang dibangun oleh Bangsa asing, yakni Inggris yang awal kedatangan di Bengkulu pada tahun 1685. Benteng ini dibangun di atas batu karang. Wooow, mantap…!

Awal cerita, bapak itu menjelaskan panjang-lebar tentang sejarah Benteng Marlborough. Ampuuun, Pak.. kepala saya jadi puyeng. Males banget dengerin cerita begituan.

Eit, gak boleh begitu. Ini ilmu, loh.. penting…!
Oke, mari kita simak cerita bapak ini….
Pak Dedi mulai bercerita dengan semangat, “Tujuan Bangsa Inggris datang ke Bengkulu adalah untuk mencari rempah-rempah, terutama lada, cengkeh, dan pala.

Di Bengkulu, Inggris membangun Benteng pertama di daerah ini di lokasi Muara Sungai Bangkahulu. Benteng itu bernama “ Fort York”.
Selama menduduki Benteng York, para prajurit dan pegawai sipil Inggris terserang wabah penyakit, hingga menewaskan sebagian besar dari mereka. Akibatnya Benteng York menjadi tak terurus.

Melihat kondisi tersebut, seorang arsitek Inggris, Joseph Collate mencari tempat untuk lokasi mendirikan benteng baru yang lebih layak. Akhirnya Arsitek tersebut menemukan lokasi (yang sekarang menjadi kampung China/ Chinese Town). Di lokasi inilah akhirnya dibangun benteng megah yang bernama Fort Marlborough, yang bentuknya jika dilihat dari udara mirip kura-kura itu. Benteng ini merupakan terbesar di wilayah Asia Tenggara.

Pada tahun 1759, Inggris mendengar kabar armada asing lainnya akan mendarat ke Bengkulu. Inggris bersiap-siap menyambut kedatangan armada tersebut dengan membangun parit di sekeliling benteng. Parit itu berguna untuk meredam serangan martir/meriam.

Pada Tahun 1760 tibalah armada asing itu yakni Prancis ke Bengkulu yang dipimpin oleh komandan Charles Henry.  Jumlah pasukan yang tidak seimbang dikarenakan Pasukan Inggris sudah banyak tewas oleh wabah penyakit, membuat Inggris menyerah tanpa syarat.

Perancis pun menduduki Benteng Marlborough. Namun tidak berlangsung lama, hanya delapan bulan akibat wabah penyakit yang juga menyerang mereka. Jumlah pasukan dan  pegawai sipil yang tewas lebih dari 1000 orang. Perancis panik dan segera angkat kaki dari Bengkulu, Benteng Marlborough diserahkan kembali ke Bangsa Inggris.

Pada masa itu kependudukan Inggris di Bengkulu dipimpin oleh Residence Gubernur Thomas Park. Kepemimpinannya sangat kejam dan arogan. Kekejaman itu terbukti saat Ia memerintahkan untuk membumi-hanguskan perkebunan masyarakat Bengkulu.

Perkebunan yang berisi tanaman cengkeh, lada, dan pala dimusnahkan dengan paksa untuk kemudian diganti dengan tanaman kopi.

Masyarakat Bengkulu tidak tahan dengan kondisi itu. Masyarakat Bengkulu pun melakukan perlawanan terhadap pemerintah Inggris. Akhirnya, pada tahun 1807, Thomas Park  terbunuh. Akhirnya, Benteng Marborough dikuasai oleh masyarakat Bengkulu.

Benteng Marlborough direbut kembali oleh Inggris pada tahun 1818. Inggris kembali menduduki Bengkulu selama 6 tahun.

Pasukan Inggris meninggalkan Bengkulu pada tahun 1824. Mereka menjelajahi pesesir pantai sumatera dan akhirnya bertemu pasukan Belanda di Singapura. Di dalam perjalanan, Asisten komandan melarikan harta benteng senilai 1.061.348 dollar Perancis. Hingga saat ini tidak tahu dimana keberadaan harta itu.

perkantoran
perkantoran

Pasukan Inggris yang saat itu dipimpin Thomas Stamford Rafles menukar jajahannya (Bengkulu) dengan jajahan Belanda (Singapura), dengan perjanjian :

Pertama, Seluruh akses barang dagangan harus melalui singapura. Kedua, tidak diizinkan satupun bajak laut untuk berada di perairan di jalur perairan tersebut.

Pada tahun 1825, Belanda menduduki benteng Marlborough hasil “barter” dengan Inggris.  Belanda melakukan kerja paksa perkebunan rempah-rempah dengan mempekerjakan para Buruh China yang bermukim di China Town (sekarang lebih dikenal dengan kampung China).

Selain menceritakan sejarah Benteng Marlborough, Pak Dedi selaku pemandu Wisata tak lupa menceritakan Deskripsi Fisik Benteng yang penting untuk kita ketahui.

Pak Dedi menjelaskan, ada tiga gerbang di Benteng ini : Gerbang pertama (depan), Gerbang kedua (tengah) , dan gerbang ketiga (belakang).
Melewati gerbang pertama, tidak jauh dari situ kita akan menemukan 3 buah makam, yaitu : makam Residence Governor Thomas Park, Assistant Charles Murray, dan Captain Robert Hamelton.

Gerbang kedua yang merupakan pintu yang masih asli (belum pernah ada pemugaran/renovasi), kita berbelok ke arah kanan menemukan pintu ruang sel militer. Di dalam ruangan itu seorang militer Inggris pernah ditahan oleh Belanda di ruangan ini sampai tewas tersiksa.

Tahanan tersebut menulis di dinding berupa kompas (sejenis coretan dinding), yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya sebagai berikut :“Barang siapa yang mengamati kompas ini, janganlah memarahi yang membuat coretan ini, tapi ingatlah bahwa kesengsaran dan waktulah yang membuat saya mencoret-coret di sini dan waktu saya menulis ini,”

kompas yang dibuat tahanan
kompas yang dibuat tahanan

Nah, jika kita berpaling ke sebelah kiri, kita akan menemukan ruang perwira. Di dalamnya ada pintu ruang bawah tanah untuk gudang penyimpanan harta.
Kita maju lagi ke depan lalu berpaling ke kanan, kita akan melihat banyak ruang-ruang tempat tinggal pegawai sipil. Di antara ruang tersebut, ada salah satu ruang yang pernah digunakan untuk menahan Sukarno pada tahun 1938. Selain itu juga, di salah satu ruang deretan itu,  kita akan melihat 4 buah meriam peninggalan Belanda beserta pelurunya.

Ada banyak meriam di dalam benteng. Meriam itu ada 2 macam : meriam peninggalan Inggris dan Belanda. Untuk membedakannya, mudah saja, karena ada ciri khas yang dapat kita lihat. Ciri khas meriam peninggalan Inggris adalah terdapatnya logo bergambar “mahkota” pada bagian pangkal atas meriam, sedangkan untuk meriam peninggalan Belanda tidak terdapat logo itu.

Mari kita lanjutkan “penjelajahan”dengan berjalan lurus ke depan, kita akan melihat ada bangunan sejenis kantor. Nah, itu memang benar kantor. Itu adalah pusat kantor perdagangan East India Company (EIC).

Nah , saatnya kita berjalan ke ujung, tepatnya bagian utara benteng. Kita kan melihat seperti pintu terowongan. Itu adalah tempat gudang amunisi dan berbagai macam perbekalan perang.

Sampai di sini dulu ya, ceritanya. Pasti kalian penasaran. Makanya, langsung aja berkunjung ke Benteng ini. Rugi loh, kalau gak mampir ke situs sejarah ini. Makanya supaya gak rugi, sekali lagi saya sampaikan ke sahabat pembaca, “berkunjunglah… maka kau kau akan beruntung…”

Penulis: Syafrianto

Related

Desa Belitar Seberang Urutan Ketiga Vote ADWI 2022, “Mela Kito Dukung”

Kupas News, Bengkulu – Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI)...

Air Terjun Sengkuang Rekomendasi Tempat Piknik Hingga Swafoto

Kupas News – Air Terjun Sengkuang merupakan tempat wisata...

Pesona Alam Kota Baru Santan Ikon Pariwisata Baru di Provinsi Bengkulu

Kupas Traveling – Banyak tempat-tempat wisata di Bengkulu yang...

Pulau Enggano Surga Dunia Wisata yang Tersembunyi

Enggano merupakan sebuah pulau terluar di Indonesia yang terletak...

Tiga Dosen Muda Latih Perangkat Desa Rindu Hati Dukung Wisata Unggulan

Kupas News - Dalam rangka mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan...