Tinggal hitungan bulan, Provinsi Bengkulu bakal pemilihan calon gubernur (Cagub). Entah itu lama atau baru, bukan soal. Yang penting masyarakat berharap dapat gubernur sebagai pemimpin tanpa aksi ‘kicu-kicu’
Cagub Pengicu (Suko bohong) sebenarnya merupakan sifat dari orang yang ‘mati pajak. dan ‘mati lokak’. Tapi kenapa sifat itu mungkin ada pada Cagub Bengkulu misalnya? Inilah persoalannya. Yang jujur dan ‘kucing air’ itu akan selalu ada dalam tiap kompetisi.
“Masih ditolelir kalau Cagub Bengkulu nanti yang terpilih itu hanya Kangen saja! Itu hal lumrah”, celetuk seorang aktivis yang menimbulkan pertanyaan.
“Maksudnya Kangen apa?” tanya Cik.
“Kangen itu bahasa gaul anak Bengkulu Cik. Itu singkatan dari Kanji Ngentak-Ngentak”, katanya sembari berlalu.
Tapi sudahlah, itu tidak begitu penting. Pertanyaan sekarang adalah, bagaimana mengeliminasi Cagub, agar dapat Cagub yang jujur, baik hati, tidak sombong dan gemar menabung. Tentunya sesuai sama ‘tegak, segak dan lagaknya”. Mungkinkah?
Mungkinkah itu juga tidak penting. Yang terpenting Cagub yang ada tidak punya niat untuk berbohong. Bila nantinya dia harus berbohong, pastikan itu dalam keadaan khilaf saja.
Terus terang saja, Cik Tau Tapi Cik Slow untuk menjelaskannya. Cagub pengicu itu tampak nyata dilihat dari perilaku dan kinerjanya. Sedangkan masyarakat akan melihat melalui lensa persepsi mereka.
Ketika sampai pada keputusan untuk memilih, ternyata Cagub pengicu, maka dapat dipastikan akan terjadi gangguan dan perubahan persepsi, maka Cagub itu akan berderai dengan sendirinya.
Cagub Pengicu itu acap kali mengkhayal. menyangkal kebenaran. Mengubah realitas dan akhirnya berbangga, karena telah berhasil menipu diri sendiri. Terakhir Sang Cagub Pengicu terpilih akan berpikir, kalau dirinya lebih baik daripada orang lain. Cagub itu lupa, bahwa kebenaran adalah korban, ketika kita menghargai kiasan kesuksesan.
*Wartawan tinggal di Bengkulu
The post Girik Cik: Jangan Pilih Cagub ‘Pengicu’ appeared first on suaramelayu.com.