
kupasbengkulu.com – Pernyataan kekecewaan Goenawan Mohamad (GM) terhadap Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendukung Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto ternyata berbuntut panjang. Sejumlah kalangan mempertanyakan konsistensi sang budayawan dalam pernyataannya mengenai mantan Danjen Kopassus itu. (baca juga: Analisa Kekuatan Jokowi dan Prabowo)
Adalah dokumen rekaman wawancara Wijaya Herlambang, peneliti sastra, dengan GM pada 2007 yang membuat ini menjadi polemik.
“Konteks pembicaraan itu memang tentang penolakan GM pada teori konspirasi, tapi dalam pernyataannya GM memang tidak percaya bahwa Prabowo berada di belakang kerusuhan Mei 1998,” kata Herlambang lewat keterangan tertulis, Jumat (16/5).
Dalam dokumen suara yang disebar penulis buku ‘Kekerasan Budaya Pasca-1965’ itu lewat media sosial, memang terdengar GM itu membela Prabowo.
“Kerusuhan Mei dikatakan Prabowo di belakangnya, saya nggak percaya,” kata GM dalam dokumen suara tertanggal 13 Agustus 2007.
“Tapi banyak sekali yang menulis itu?” tanya Herlambang.
“Ya, karena itu kita harus melawan,” kata GM.
“(Menyebut nama seseorang) juga menyebut itu Prabowo?” tanya Herlambang lagi.
“Bohong, nggak ngerti,” tegas GM.
Sebelumnya, GM menyatakan Prabowo adalah bagian dari kekuatan Orde Baru yang ingin “memadamkan gerakan pro-demokrasi, antara lain dengan kekerasan.” Karena PAN yang ikut didirikannya pada 1998 telah mengusung Prabowo sebagai capres, GM menyatakan mundur dari keanggotaan partai.
“PAN makin terseret ke dalam oportunisme,” kata GM lewat pernyataan terbuka di akun Facebook-nya.
Klarifikasi Goenawan Mohamad
Selanjutnya, Budayawan GM memberi klarifikasi soal beredarnya dokumen rekaman suaranya yang berisi pernyataan bahwa dia tidak percaya Prabowo Subianto berada di balik kerusuhan Mei 1998.
Padahal, sebelumnya GM menyatakan mundur dari Partai Amanat Nasional (PAN) karena partai yang ikut didirikannya pada 1998 itu telah mendukung Prabowo, yang dia sebut sebagai bagian dari kekuatan Orde Baru yang ingin “memadamkan gerakan pro-demokrasi, antara lain dengan kekerasan.”
Lewat pernyataan terbuka di akun Facebook-nya, GM tetap mengakui ucapannya dalam rekaman itu. Namun, dia ingin semua pihak membedakan antara peristiwa kerusuhan Mei 1998 dan peristiwa penculikan yang terjadi beberapa bulan sebelumnya.
“Saya pernah mengatakan, dan tetap mengatakan sampai hari ini, bahwa Prabowo Subianto tidak terbukti terlibat dalam kerusuhan yang melanda Jakarta, Bandung, dan Surakarta –mengingat belum ada penyelidikan yang mengenai keterlibatan itu,” kata GM, Jumat (16/5).
Tetapi, kata GM, dengan berpegang kepada hasil temuan Dewan Kehormatan Perwira, dan sebagaimana dikatakan Mantan Komandan Puspon ABRI, “Saya mengatakan bahwa Prabowo terlibat dalam tindakan beberapa bulan sebelum Mei 1998.” tegasnya. (kps)
Sumber: disari dari merdeka.com