Puisi:Â Muhammad Bisri Mustofa
Â
Hujan Januari menuntunku pelan-pelan
Ttetesnya sama dingin,
melingkari jari-jemariku.
Â
Kau juga masih ramah pada diorama pagi
menyapaku lewat pesan singkat
menyeruku tetap kuat, menjelma diafragma.
Â
lalu, kau tuangkan secangkir nostalgia
dan mengajakku berbicara di balik sekat jendela.
Â
Kau tanya bertubi-tubi tentang keadaanku
dengan kecemasan wajar nan lugu
Mencerca waktu yang kian lama menunggu
menyerapahi angka jenuh dalam ruang abu-abu
dan, kauhapus bulir air di kaca nan binar
Menggambarku di samping kau berdiri.
Â
Aku masih kuasa melihatmu berderai
Hanya saja waktu selustrum terus memaki usiamu
Tampak guratan di wajah itu
Terbayang jejali langkah yang kian lunglai.
Â
Begitu lesu menanti petang
Menjemput kehadiranku
Menebak kalimat sakti
Tentang akad yang sukar dimengerti.
Â
Sabar, sayang
Coba kautanya hujan di luar sana
Mengapa waktumu tak cepat berlalu.
Â
3 Januari 18