Kamis, April 25, 2024

Hujan Januari

Puisi:  Muhammad Bisri Mustofa

 

Hujan Januari menuntunku pelan-pelan

Ttetesnya sama dingin,

melingkari jari-jemariku.

 

Kau juga masih ramah pada diorama pagi

menyapaku lewat pesan singkat

menyeruku tetap kuat, menjelma diafragma.

 

lalu, kau tuangkan secangkir nostalgia

dan mengajakku berbicara di balik sekat jendela.

 

Kau tanya bertubi-tubi tentang keadaanku

dengan kecemasan wajar nan lugu

Mencerca waktu yang kian lama menunggu

menyerapahi angka jenuh dalam ruang abu-abu

dan, kauhapus bulir air di kaca nan binar

Menggambarku di samping kau berdiri.

 

Aku masih kuasa melihatmu berderai

Hanya saja waktu selustrum terus memaki usiamu

Tampak guratan di wajah itu

Terbayang jejali langkah yang kian lunglai.

 

Begitu lesu menanti petang

Menjemput kehadiranku

Menebak kalimat sakti

Tentang akad yang sukar dimengerti.

 

Sabar, sayang

Coba kautanya hujan di luar sana

Mengapa waktumu tak cepat berlalu.

 

3 Januari 18

Related

KUHP Tidak Berlaku untuk Kegiatan Kemerdekaan Pers

Kupas News, Jakarta - Walaupun Rancangan Undang-undang (RUU) Kitab...

Modus Mafia Tanah di Ruang Peradilan

Oleh : Elfahmi Lubis Mafia Tanah sudah menggurita dan telah...

Kaum “Rebahan” Ditengah Isu Kerakyatan

Dimana posisi kaum "rebahan" atau kaum "mager" yang didominasi...

Polemik RUU Sisdiknas, Maksimalkah Uji Publik?

Oleh: Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd Mencermati draft Rancangan Undang-Undang Sistem...

Kiprah Parsadaan Harahap Hingga Duduki KPU RI

Sosok Persadaan Harahap atau yang sering disapa bang parsa,...