Kota Bengkulu, kupasbengkulu.com – Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah, dalam acara pembukaan Rapat Koordinasi Wilayah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Se Sumatera, Tahun 2015 di Bengkulu, mengungkapkan, permasalahan infrastruktur masih menjadi pemicu utama lonjakan inflasi di Provinsi Bengkulu.
Dia mengatakan, inflasi menjadi PR (Pekerjaan Rumah) tahunan yang sepanjang tahun terus terjadi. Fluktuasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan distribusi komoditas lokal kemudian menyusul menjadi pelengkap lonjakan inflasi daerah.
“Kita masih terkendala masalah infrastruktur. Seharusnya ada regulasi untuk pendistribusian barang di area Sumatera, untuk melakukan tukar komoditas di dalam regional Sumatera terlebih dahulu, sebelum mengambil barang dari luar Sumatera,” kata Junaidi, Selasa (19/05/2015).
Junaidi menambahkan, seminggu yang lalu dirinya bersama Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) melakukan pertemuan dengan Menteri Bappenas, dan menyampaikan agar pembangunan infrastuktur pendukung segera dipercepat. Sehingga pengolahan komoditas lokal bisa dilakukan di daerah sendiri. Ini karena apabila pengolahan di lakukan di daerah penghasil, maka akan memberikan keuntungan lebih dan paling tidak menambah jumlah tenaga kerja.
Junaidi juga menyayangkan, Sumatera sebagai penghasil sawit terbesar di Indonesia, namun keuntungan tidak masuk sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ini membuat tantangan kita ke depan semakin kompleks.
“Selain infrastruktur terbatas, penanganan jalan provinsi yang jumlahnya lebih besar dari jalan nasional sulit diupayakan dengan PAD kita yang kecil. Naik turunnya harga BBM bersentuhan dengan semua lini, semua harga naik walaupun operasi pasar terus digelar tapi tidak benar-benar menyelesaikan persoalan,” lanjut Junaidi.
“Kita berharap dengan adanya rapat TPID yang dilakukan terus-menerus dapat mengatasi persoalan inflasi, khususnya di daerah terlebih dahulu,” demikian Junaidi.(val)