
Kepahiang,kupasbengkulu.com – Jembatan musi yang menghubungkan Kota Kepahiang ke Desa Tebat Monok, terancam ambruk dan mulai dikhawatirkan pemanfaat jalan.
Ini tidak lepas dari kondisi jembatan yang terlihat jelas melorot hingga beberapa sentimeter.
Menurut salah seorang pemanfaat jalan, Kurniawan BE, warga Desa Tebat Monok, kondisi jalan seperti yang terlihat saat ini, sulit untuk diperhitungkan sampai kapan lagi bisa bertahan. Jika tidak ada upaya pembangunan atau perehaban, menurutnya bukan tidak mungkin akan menelan korban jiwa.
“Kita semua tahu, jika jembatan musi ini merupakan satu-satu alat penghubung ke Kota Kepahiang ataupun sebaliknya. Dengan demikian, daya tahan jembatan akan terus berkurang, terlebih dengan sudah melorotnya beberapa sentimeter. Kalau mau menunggu ambruk dan jatuhnya korban jiwa baru mau dianggarkan, itu lain ceritanya,” kata Kurniawan, Senin (17/11/2014).
Selain dengan kondisi melorotnya jembatan ini, tampak tidak lagi terurus sebagaimana mestinya, juga dikhawatirkan dapat mendorong amblasnya jembatan. Itu disebabkan dengan saluran pembuangan air dikedua sisi jembatan yang tertutup oleh batu kerikil dan sampah yang diduga hanyut terbawa oleh air hujan.
“Saat musim hujan seperti ini, membuat air selalu tergenang dijembatan. Jika sudah seperti itu, jembatan yang telah termakan usia, pastinya akan terancam,” ungkap Kurniawan.
Sementara itu, Kepala BPBD Kepahiang, Burlian saat dikonfirmasikan mengenai keluhan pemanfaat jalan tersebut, mengaku cukup prihatin dan berharap ada upaya dari pihak terkait untuk menindaklanjutinya.
“Diperlukan upaya untuk mengecek kondisi jembatan ini. Kalau memang seperti yang dikhawatirkan oleh banyak pemanfaat jalan, maka diharapkan untuk segera dianggarkan untuk pembangunan atau rehabnya,” pungkas Burlian.(slo)
Â