
kupasbengkulu.com – Saat Pileg 9 April lalu Jaringan Pemantau Pemilu Independent (JPPI) Bengkulu ikut memantau beberapa pelanggaran yang terjadi dan melaporkannya ke KPU. Dalam Pemilu Presiden (Pilpres) pihaknya juga masih akan melakukan hal serupa. Memasuki minggu kedua kampanye rapat umum terbuka oleh tim pemenangan Capres dan Cawapres, pihak JPPI belum mengaku menemukan indikasi pelanggaran berupa kampanye hitam (Black Campaign).
“Kami terus bergerak melalui tim pemantau yang ada dan dari pantauan kami hingga saat ini, belum ditemukan kasus pelanggaran dalam bentuk black campaign,” kata koordinator JPPI Provinsi Bengkulu Koko.
Koko menjelaskan, untuk memantau Pilpres, tim JPPI masih sama dengan tim saat Pileg lalu dan ikut melibatkan para mahasiswa. Pada dasarnya, JPPI hanya ingin ikut berpartisipasi dan memantau jalannya pemilu hingga berjalan dengan baik dan tanpa kecurangan.
“Sama seperti Pileg lalu, jika kami menemukan bukti kecurangan ataupun pelanggaran oleh tim atau calon yang bertarung saat ini, maka nanti datanya akan kami kumpulkan dan akan kami ekspos di media, serta kami sampaikan ke pihak terkait seperti KPU dan Bawaslu,” lanjutnya.
Koko juga memaparkan bahwa untuk di daerah kabupaten, kampanye Pilpres tidak begitu semarak seperti yang di kota, karenanya di pedesaan sangat rawan terjadi praktik black campaign. Sebab masyarakat desa cenderung melihat informasi dari media massa dan gerakan kampanyenya lebih tertutup.(beb)