Rabu, Juli 2, 2025

HUT Bhayangkara ke-79 Usung Tema Polri untuk Masyarakat

Bengkulu InteraktifPT. Interaktif Media Siber. All Rights Reserved.Bengkulu Interaktif 2016 - Bengkulu Interaktif.Contact InformationHead Office:Jalan Batanghari No. 15, Komp. PU Pracetak, Tanah Patah,...
BerandaTRAVELINGKisah Bangkai Pesawat Militer Tersesat di Curup

Kisah Bangkai Pesawat Militer Tersesat di Curup

6
Bangkai Pesawat Militer

kupasbengkulu.com – Bila anda pernah ke Curup Kabupaten Rejang Lebong, lalu menyempatkan melewati wilayah Desa Mojorejo Kecamatan Selupu Rejang, maka sebelum mencapai objek wisata Danau Mas Harus Bastari (DMHB), anda akan melihat sebuah bangkai pesawat berukuran kecil, yang berada dibibir tebing curam, menghadap ke arah danau.

Pesawat yang ditaksir mampu menampung hingga 20 orang penumpang ini sudah dalam kondisi yang sangat parah. Pintu dan jendela, stir, kursi penumpang, lantai pesawat hingga mesin-mesin didalamnya sudah lepas.
Beberapa warga Curup berspekulasi tentang pesawat ini.

Ada beberapa “mitos” dan “kisah imajinasi” yang digabungkan untuk mencari kesimpulan keberadaan pesawat ini di tempat tersebut. Ada yang bilang, pesawat ini merupakan pesawat milik Belanda yang ditembak jatuh, ada yang bilang pesawat yang kehabisan bahan bakar sehingga berhenti darurat di Curup.

Ada juga yang paling ekstrim, pesawat tersebut sudah dikuasai makhluk halus hingga tersesat. Bila pilot tidak segera kembali sadar, pesawat tersebut akan masuk kedalam danau, mengikuti panggilan si “makhluk halus”.
Ternyata, kejadian sesungguhnya tidak seperti itu.

Budi (46) warga setempat menjelaskan, tanah miliknya yang dijadikan tempat landasan kapal ini. Kapal itu ternyata tidak datang dari zaman Belanda, melainkan didatangkan dari Bandung sekitar tahun 1999-2000 silam. Pesawat ini memang sengaja didatangkan dan ditujukan untuk menambah daya tarik danau dengan membuat sebuah rumah makan berkonsep penerbangan.

”Kira-kira, bagian dalam kapal ini akan dibuat menjadi tempat makan, dengan menatap ke arah danau, seakan-akan sedang terbang, begitu rencana awalnya,” ungkap Budi.

Sementara rencana itu masih dalam perencanaan, sedangkan pesawat sudah berada dilokasi yang ditetapkan, tiba-tiba kasus hukum menimpa bupati setempat waktu itu, Hijazi. Padahal, lanjut Budi, bupati waktu itu adalah pencetus ide rumah makan “terbang” tersebut.

Hasilnya, rencana itu buyar seketika, sedangkan bangkai pesawat tetap tertinggal disana hingga hari ini. Awalnya, pesawat ini masih dalam kondisi yang sangat bagus, bahkan ada oknum tak bertanggung jawab yang mengambil iuran bagi pengunjung yang mendatangi untuk sekedar mengabadikan moment bersama pesawat tersebut.

”Lama-kelamaan, mulai ada tangan jahil yang mencopoti satu persatu isi pesawat, seluruh isi pesawat yang berharga diambil, sehingga kini tinggallah bangkai pesawat ini,” ungkapnya.

Sementara itu, seluruh kaca pesawat sudah ditutupi lumut. Bagian dalam pesawat masih tampak awet, karena kemungkinan dibuat dengan besi dan baja terbaik. Selain itu, mulai dari tempat duduk pilot, sampai “tombol-tombol” sudah lepas dari tempatnya.

Bagian luar pesawat sudah benar-benar memprihatinkan, karena menantang panas dan hujan selama lebih dari satu dekade.  Mungkin, bila pengelola bisa lebih kreatif dengan bangkai pesawat ini, rasanya meskipun berstatus sebagai “bangkai” namun akan tetap bisa menghasilkan PAD bagi daerah.

Sayang sekali, dengan harga puluhan juta dan didatangkan jauh dari luar pulau, namun hanya menjadi onggokan besi tua tak berguna.

Penulis : Adhyra Irianto, Kabupaten Rejang Lebong.