kupasbengkulu.com – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengatakan bahwasannya Prabowo dan Jokowi bukanlah sosok yang ideal untuk dijadikan pemimpin. Hal ini lantaran keduanya dinilai memiliki aspek negatif di mata masyarakat.
Seperti diketahui, nama Prabowo erat kaitannya dengan pelanggaran HAM pada peristiwa Semanggi 1998 lalu. Sedangkan Jokowi, Gubernur Jakarta non aktif tersebut dinilai tidak tegas dalam memimpin.
“Kedua calon presiden, baik Prabowo maupun Jokowi bukanlah sosok ideal untuk dijadikian calon pemimpin. Prabowo di mata masyarakat terkenal punya kasus pelanggaran HAM, sedangkan Jokowi dinilai tidak tegas. Tidak ada isi pidato Jokowi yang substantif tentang penyelenggaraan negara selama dirinya menjadi gubernur,” ujar Mahmud MD saat pertemuan di Bengkulu, Jumat (20/06/2014).
“Namun kita akui keduanya tentu memiliki kelebihan masing-masing. Di balik isu pelanggaran HAM, Prabowo memiliki karir yang cemerlang, juga tegas, dan berani bertanggung jawab. Sedangkan Jokowi kita tahu dia sangat merakyat,” lanjutnya.
Kendati demikian, Mahmud menegaskan kepada seluruh masyarakat untuk tetap menentukan pilihannya pada Pilpres 9 Juli 2014 mendatang.
“Meskipun mereka (Prabowo dan Jokowi-red) dengan segala kelebihan dan kekurangannya, tetap harus ada salah satu yang kita pilih, karena sebuah negara harus punya pemimpin. Melakukan perjuangan politik itu hukumnya wajib,” tandasnya. (val)