kupasbengkulu.com – Museum Negeri Bengkulu menyimpan beragam rahasia menawan dari kehidupan masyarakat berabad-abad tahun yang lalu. Keberadaan senjata sudah diciptakan sebagai bentuk perlawanan dan upaya mempertahankan diri.
Selain pertahanan, senjata tradisional Bengkulu mempunyai fungsi sosial yang menunjukan situasi sosial, watak, dan sifat pemiliknya, sehingga harus diperlakukan secara khusus oleh pemilik maupun keturunannya. Ornamen senjata sangat erat kaitannya dengan religi dan kepercayaan yang berkembang pada masyarakat setempat. Senjata tradisional Bengkulu pada umumnya dibuat dengan pandai besi dengan menggunakan teknologi yang diwarisi secara turun-temurun. Senjata ini antara lain : Krambit, Rambai Ayam, Keris, Rodos, Sewar, Badik, Pedang, Parang, lading, Tombak, dan juga Panah.
“Di museum ini memang banyak senjata tradisional yang digunakan oleh masyarakat zaman dahulu, yang mana ditemukan dari berbagai daerah di Provinsi Bengkulu. Ada yang berupa Keris, Sewar, Tameng, Pedang, dan sebagainya,” ujar Muhardi, Kasi Koleksi, Konservasi, dan Preparasi Museum Negeri Bengkulu.
Keris yang terdapat di Museum Negeri Bengkulu terbuat dari besi, tekniknya ditempah, berwarna kuning atau coklat. Terdapat ornamen naga di badan keris tersebut. Adalagi Sewar, mempunyai sisi tajam sebelah dengan bentuk meruncing ke arah ujung, dan agak membungkuk ke arah mata. Sedangkan hulunya membungkuk sesuai dengan bungkuk bilah. Fungsinya untuk menyerang lawan dan untuk bertahan dari serangan lawan.
“Tameng terbuat dari rotan, bentuk bundar, dengan teknik jalin. Digunakan sebagai alat untuk menangkis serangan senjata tajam bagi laki-laki dewasa. Tameng ini ditemukan di kelurahan Nusa Indah kota Bengkulu beberapa puluh tahun yang lalu,” lanjut Muhardi.
Pedang terbuat dari besi tulang, kuningan, dan perak. Teknik pembuatannya secara ditempah dengan dekorasi ukir, dan ornamen stilasi daun. Pedang digunakan sebagai senjata bela diri, ditemukan di Bengkulu Utara.(val)