Senin, Juli 7, 2025

HUT Bhayangkara ke-79 Usung Tema Polri untuk Masyarakat

Bengkulu InteraktifPT. Interaktif Media Siber. All Rights Reserved.Bengkulu Interaktif 2016 - Bengkulu Interaktif.Contact InformationHead Office:Jalan Batanghari No. 15, Komp. PU Pracetak, Tanah Patah,...
BerandaDAERAHBENGKULU TENGAHMelirik Tradisi Memasak Makanan Pesta di Bengkulu Tengah

Melirik Tradisi Memasak Makanan Pesta di Bengkulu Tengah

evi masakan
Tradisi proses memasak makanan

Bengkulu Tengah, kupasbengkulu.com – Kabupaten Bengkulu Tengah dengan ragam suku di dalamnya, menyimpan banyak cerita unik. Baik itu soal kegiatan yang menyangkut sosial kemanusiaan, kesenian, kebudayaan, agama bahkan hingga ke hal yang berhubungan dengan cita rasa atau kuliner.

Hingga saat ini sebagian besar masyarakat Bengkulu Tengah khususnya suku Rejang, masih memegang teguh tradisi proses memasak makanan saat pesta pernikahan. Meski sekarang untuk tampilan penyajian separuh dari mereka telah mengacu pada modernisasi.

“Kalau untuk pesta nikah susunan malam dan tata cara masak makanan masih seperti jaman nenek moyang dulu,” ungkap Dayu, ibu paruh baya yang kerap dipercaya menjadi “tetuei umek lem (ketua kamar penjaga stok makanan pesta)” kepada kupasbengkulu.com.

Ia menjelaskan, susunan tradisi memasak tersebut secara detail seperti berikut ini :
– Pangea kemesak juadeak (panggilan memasak kue)

Satu minggu menjelang pesta pernikahan, keluarga mempelai biasanya mengundang secara lisan warga desa untuk dimintai pertolongan memasak kue. Panggilan ini berlaku untuk seluruh rangkaian tradisi memasak selanjutnya.

Jadi, penyelenggara pesta cukup memanggil sekali saja. Kue utama yang dimasak adalah bay tat. Namun terdapat pula bolu, kue bawang dan lainnya.

– Bilei mipis repeak (hari menghaluskan bumbu)
Biasanya hal ini dilakukan empat atau lima hari sebelum pesta. Tapi adapula yang ingin mempersingkat waktu, dengan menyatukan hari menghaluskan bumbu dengan hari memasak kue. Bumbu yang biasa dihaluskan adalah lengkuas, kunyit, jahe, bawang, kelapa sangrai, kacang tanah goreng dan cabe.

– Malem sisit menyisit (malam potong memotong)
Tradisi ini terjadi malam sebelum pesta digelar. Hal tersebut dilakukan agar sayur yang telah disiangi tak membusuk. Sayur yang biasa di potong adalah, pepaya muda, terong minyak hijau, buncis, wortel, kol, kacang panjang, daun bawang dan saledri. Malam ini juga biasa dimanfaatkan untuk membelah dan mulai memarut kelapa.

– Bilei kesak mengesak (hari memasak)
Tradisi ini berlangsung sedari menjelang subuh hingga usai pesta. Semua keperluan hidangan dimasak dalam wadah besar. Biasanya untuk satu wadah memasak di kerjakan dua orang. Uniknya petugas memasak nasi dan air adalah laki laki, dan wanita hanya memasak menu gulai atau lauk.

Para petugas memasak biasanya dipilih langsung oleh tuan rumah. Tradisi ini melibatkan tanggung jawab besar dari seorang tetuei umeak lem, karena ia bertanggung jawab atas stok makanan selama pesta berlangsung. Bila terjadi masalah pada makanan selama pesta maka tetuei umeak lem yang akan malu.

“Biasanya malam usai pesta, orang yang menggelar pesta akan kembali mengadakan syukuran dan hanya dihadiri panitia pesta serta keluarga,” tutup Dayu.(qef)