Jumat, April 26, 2024

Refleksi Isra’ Mi’raj 1435 Hijriah

Isra Miraj

kupasbengkulu.com – Pada peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1435 Hijriah yang digelar Rabu pagi (28/5/2015) di Masjid Raya Baitul Izzah Padang Harapan Kota Bengkulu, Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Kementerian Agama Provinsi Bengkulu berharap agar umat Islam menginstropeksi diri dengan meningkatkan ketaatan beragama.

Peringatan bertema “Kita Tingkatkan Silaturahmi Untuk Membangun Provinsi Bengkulu yang Maju Berkesinambungan” itu dihadiri Gubernur Bengkulu, H.Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd yang diwakilkan pada Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Provinsi Bengkulu, Drs. Kurnadi Sahab, M.Si, Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, H.Suardi Abbas, MH, tokoh agama, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah serta masyarakat.

Uraian mengenai hikmah Isra’ Mi’raj disampaikan oleh Ustad.Drs.H.Siun Ruhan, MHI. Ia menjelaskan, Isra’ Mi’raj merupakan simbol perjalanan hidup manusia yang dijalani Nabi Muhammad. Isra’ adalah perjalanan mendatar (horizontal) yang dilakukan pada malam hari dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Aqsa (Baitul Maqdis) di Palestina. Peritiwa tersebut mengandung rahasia dan keajaiban, hal ini mengisyaratkan proses pertumbuhan yang bersifat kuantitatif.

Isra Miraj 2

Sedangan Mi’raj adalah perjalanan naik (vertikal) dari Masjidil Aqsa dengan menempuh angkasa luar hingga sampai ke suatu tempat yang paling tinggi yang disebut Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha adalah sebuah tempat yang tidak mungkin dicapai manusia dengan kemajuan teknologi secanggih apapun, namun karena kehendak Allah Rasulullah dapat mencapai tempat itu yang mengisyaratkan adanya proses kualitatif. Manusia makhluk Allah yang paling sempurna, memahami hidup ini untuk menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan.

Proses perkembangan lebih menekankan pada mental yang bersifat nilai bukan materi. Proses ini lebih berbicara tentang kualitas hidup manusia, misalnya bodoh menjadi pandai, dari hina menjadi mulia, dari terlaknat menjadi terhormat, dari maksiat menjadi taat. Kemudian proses yang bersifat kuantitatif, dari mulai kecil kemudian besar, yang sedikit menjadi banyak. Kedua proses yang tidak bisa di pisahkan ini menjadi pembeda antara manusia dan makhluk lainnya. Proses perkembangan adalah proses yang khas pada diri manusia, sebab tidak terjadi pada binatang bahkan Malaikat sekalipun. Sedangkan proses pertumbuhan terjadi pada semua makhluk.

Dalam proses perjalanan Mi’raj umat Islam diingatkan pada tiga titik, atau tiga tempat yang paling penting yaitu, Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, dan Sidratul Muntaha. Hal ini mengingatkan juga pada tiga peristiwa penting dalam perjalanan hidup manusia, yaitu kelahiran, kematian, dan kebangkitan. Dengan kata lain, bahwa hidup bagi manusia adalah proses dinamis, proses ke masa depan, maka perjuangan Isra Mi’raj adalah isyarat bagaimana manusia menatap masa depan dan mengabdikan diri pada Allah.(beb/adv)

Related

Pesantren Darrun Nur Dukung Pemerintah Tolak Paham Radikalisme dan Terorisme

Kupas News, Bengkulu - Negara indonesia yang terdiri dari...

Saat Reses, Okti Temukan Pelajar Tak Hafal Al-fatihah

Seluma, kupasbengkulu.com - Wakil Ketua II DPRD Seluma Okti...

Data Kependudukan CJH Tanggungjawab Capil

Seluma, kupasbengkulu.com - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag...

Cegah Konflik Horizontal, Pemda Batasi Aliran Salafi

Seluma, kupasbengkulu.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Seluma Irihadi mengatakan,...

Hafal Surat Al – Ikhlas Massa 212 Diberikan Makanan Gratis

Kota Bengkulu,Kupaebengkulu.com- Sebagai bentuk solidaritas umat muslim yang menggelar...