Sabtu, April 20, 2024

Rezeki yang Barokah (Edisi Keluarga Sakinah)

UJH

kupasbengkulu.com, Tausiah Jumat UJH – Mencari perkerjaan yang sesuai tidak mudah. Pahami apa skill atau keahlian kita. Jika memang semuanya tidak ada pada kita. Keterampilan tidak punya. Ijazah sarjana belum bisa dimanfaatkan. Sementara makan minum tidak boleh ditunda.

Sepahit-pahitnya perjalanan hidup mengamalkan ajaran agama. Puasa selang sehari. Puasanya nabi Daud. Sebegitu susahnya memulai rumah tangga? Tentu tidak. Jangan mudah putus asa.

Mari kita mulai berkelana menjemput rezeki dimana keberadaannya dan bagaimana menjemputnya. Namun saya nukilkan dulu berkenaan dengan marahnya Umar bin Khattab dibawah ini.

Suatu ketika Umar bin Khattab ra merasa keheranan. Kedua bola matanya tertuju kepada seseorang pemuda yang gagah duduk berlama-lama di masjid. Dia larut dalam kekhusyuan ibadah. Namun sayangnya, biaya hidup sehari-harinya menjadi beban dan tanggung jawab masyarakat.

Lalu Umar menyuruh pemuda itu keluar dari masjid menyingsingkan lengan baju, untuk bekerja keras memenuhi hajat sehari-harinya. Umar berkata, “Sesungguhnya langit itu tidak akan pernah menurunkan hujan emas atau perak dari langit”

Apa modal yang dibawa bekerja. Cukup niat karena Allah lalu keluar, survey di beberapa tempat. Jam tiga dini hari bangun dari tahajut berjalanlah ke pasar. Subhanallah disana ladang bekerja yang luar biasa. Pedang sayur dari luar daerah berjibaku menurunkan dagangannya.

Pembeli yang akan menjualkan lagi dengan motor atau mobil berdesakan mengerumini. Harga masih sangat murah. Suasana hiruk pikuk. Apa kerja kita. Boleh jadi kita berjualan kantong kresek. Bisa juga berjual lapak yang kita bentangkan buat pedagang dari kampung yang mau menggelar dagangannya berupa plastik atau bekas kantong semen.

Tidak mustahil jual jasa lampu botol bila belum ada penerangan listrik atau lampu yang ada tidak memadai.

Berjalan kita ke tepian pantai. Suasana hiruk pikuk nelayan menarik perahunya ke pinggir untuk mengeluarkan hasil jaring dan tangkapan mereka. Kita bantu ikut menarik nanti para nelayan dengan senang hati memberi kita sekantong ikan dan itu bisa kita jual.

Berjalan kita ke hutan mencari anak-anak serangga buat pakan burung lalu antar ke pasar-pasar. Tinggal setor ke pedagang burung atau kita pasarkan sendiri.

Berkeliling kita di bangunan-bangunan baru yang sedang dikerjakan dan disana puluhan bahkan ratusan pekerja. Boleh juga kita menawarkan jasa sebagai pembantu tukang atau kernet tukang biasa disebut sehari-hari.

Mengitari komplek perumahan pamit kepada RT-nya bahwa kita akan mencari sampah plastik, kardus, kaleng atau kertas buat dijual kepada penampung sampah plastik, kardus dan bahan bekas lainnya.

Berjalan kita di tempat dimanapun ada keramaian dengan modal sekardus air gelas kemasan jajakan kepada pengunjung keramaian yang mungkin saja mereka kehausan atau anaknya kehausan mereka lupa bawa air atau air yang dibawa sudah habis diminum.

Lagi kita kepasar. Banyak sayuran yang mungkin disisihkan oleh penjual lantaran cuma busuk sebagian lalu kita kupas bersihkan gabungkan aneka macam seperti beberapa biji melinjo dan daunnya, jagung dalam potongan beberapa centi, nangka satu atau dua ruas, labu siam yang telah dibelah, kacang tanah beberapa biji lalu masukkan ke kantong buat beberapa kantong jajakan untuk menu sayur asam.

Pergi silaturahim kepada pemilik kandang ayam pedaging atau pemilik kolam ikan lele, nila. Lalu utarakan kita akan menjajakan ikan atau ayam itu ke komplek-komplek perumahan yang tersebar di seluruh sudut kota.

Sebegitu luas pintu-pintu rezeki Allah. Buang rasa malu dan gengsi. Bekerjalah dengan niat ibadah. Sementara isteri dirumah anjurkan menanam batang ubi kayu dijejerkan sebagai pagar batas tanah yang nanti pucuknya bisa kita ikat untuk kita jual. Atau beli sekantung bibit kankung biji semaikan tunggu beberapa hari dapat kita panen lalu kita jual.

Kenapa saya nukilkan yang demikian karena saya sendiri pernah melakukan sebagian dari yang saya utarakan diatas. Alhamdulillah ada hasilnya dan kita bisa makan dan hidup. Seberat itukah?. Tidak ada pekerjaan yang ringan, Cuma itu peluang yang ada? Peluang lainnya kita kupas minggu depan.(**)

Salam UJH

Related

Pesantren Darrun Nur Dukung Pemerintah Tolak Paham Radikalisme dan Terorisme

Kupas News, Bengkulu - Negara indonesia yang terdiri dari...

Saat Reses, Okti Temukan Pelajar Tak Hafal Al-fatihah

Seluma, kupasbengkulu.com - Wakil Ketua II DPRD Seluma Okti...

Data Kependudukan CJH Tanggungjawab Capil

Seluma, kupasbengkulu.com - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag...

Cegah Konflik Horizontal, Pemda Batasi Aliran Salafi

Seluma, kupasbengkulu.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Seluma Irihadi mengatakan,...

Hafal Surat Al – Ikhlas Massa 212 Diberikan Makanan Gratis

Kota Bengkulu,Kupaebengkulu.com- Sebagai bentuk solidaritas umat muslim yang menggelar...