religi, kupasbengkulu.com- Pulau Sumatera sejak awal masehi telah dikenal dan sering dijadikan jalur lalu lintas bagi kawasan sekitarnya, yakni kawasan Asia Timur dan Asia Selatan.
Dari kawasan Asia Selatan hubungan pelayaran antar benua diteruskan ke kawasan Eropa.
Melalui jalur-jalur yang telah dikenal sejak abad pertama Masehi inilah Sumatera menjadi lebih ramai diabad-abad selanjutnya.
Sebagai dampak hubungan antgar bangsa ini, beberapa bandar wilayah Sumatera bermunculan, seperti Lamuri (Banda Aceh, dan Perlak, Aceh Timur).
Dampak lain dari komunikasi internasional tersebut adalah masuknya pengaruh tradisi besar di wilayah Sumatera yang dimulai dengan masuknya tradisi besar Hindu-Budha (Abad 1-5 Masehi), kemudian dilanjutkan dengan tradisi besar Islam (Abad 7-13 Masehi).
Masuknya tradisi Hindu-Budha di Sumatera dilihat dari aspek kebudayaan telah membawa dampak yang sangat besar yakni hadirnya agama Hindu-Budha yang dianut oleh masyarakat setempat yang sekaligus menghadirkan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha, seperti Kerajaan Melayu, Tulang Bawang, dan Sriwijaya.
Sekitar abad pertama Hijriah (Abad & Masehi) dalam frekuensi yang tidak terlalu besar Sumatera telah mengenal tradisi Islam, karena para pedagang muslim menggunakan Selat Malaka sebagai jalur perdagangan Asia Timur. Bermula disinilah Islam masuk ke Sumatera.(coy/bersambung)