
kupasbengkulu.com – Impian sejumlah guru yang merasa tidak aman dapat segera dipindahkan dari wilayah Lembak sepertinya hanya angan belaka. Pasalnya Bupati Rejang Lebong H Suherman, SE, MM, menegaskan, faktor tidak aman atau rawan tidak bisa dijadikan alasan bagi guru yang ingin pindah dari Lembak.
“Kita tidak menghambat guru yang ingin pindah dari Lembak, tapi kalau alasannya faktor keamanan, tidak bisa diterima, kecuali faktor lain seperti sakit, kalau semuanya kita terima, bisa-bisa guru di Lembak kosong, karena banyak yang ingin pindah ke Curup,” tegas Suherman Rabu (12/2).
Menurut Bupati, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh guru se-Kabupaten Rejang Lebong itu merupakan aksi demo dari sebuah isu yang dibesar-besarkan oleh sebagian guru yang ingin pindah dari Lembak.
“Sampai saat ini, belum ada guru yang meninggal akibat aksi perampokan, masih aman-aman saja di sana, dan juga camat setempat juga mengatakan daerahnya aman dan bisa menjamin keamanannya, kemudian disana juga ada Koramil, Polsek, masa kita tidak percaya kepada aparat kepolisian dan TNI yang menjaga keamanan wilayah Lembak,” kata Bupati.
Harusnya, tambah Bupati, guru yang ditempatkan di wilayah Lembak itu langsung tinggal di sekitar sekolah tempat ia mengabdi, sehingga dapat bermasyarakat dengan masyarakat sekitar yang kemudian dapat menjaga keamanan dan kenyamanan guru tersebut.
“Tidak hanya tinggal di sana, kepada guru juga sebaiknya jangan mengundang kecemburuan masyarakat lain, seperti tidak menggunakan perhiasan emas, kalung, karena itu dapat memicu aksi kriminalitas, tidak hanya di Lembak, di Curup pun kalau kita tidak bisa bermasyarakat dan mencolok seperti itu, maka kita bisa jadi sasaran kejahatan,” ujar Bupati.(one)