Jumat, April 26, 2024

Temuan Lukisan Kuno di Sulawesi Runtuhkan Sejarah Seni Eropa

Foto yang dirilis jurnal Nature, 8 Oktober 2014, menunjukkan gambar tangan ditemukan di dinding gua di Karst Maros karst, Sulawesi Selatan. Lukisan berusia 40.000 tahun, menunjukkan bahwa Eropa tidak lagi dinobatkan sebagai tempat kelahiran seni lama ini./sumber foto: kompas.com
Foto yang dirilis jurnal Nature, 8 Oktober 2014, menunjukkan gambar tangan ditemukan di dinding gua di Karst Maros karst, Sulawesi Selatan. Lukisan berusia 40.000 tahun, menunjukkan bahwa Eropa tidak lagi dinobatkan sebagai tempat kelahiran seni lama ini./sumber foto: kompas.com

kupasbengkulu.com – Lukisan prasejarah berusia sedikitnya 40.000 tahun yang menggambarkan binatang-binatang, termasuk yang disebut babirusa, dan gambar tangan manusia dalam tujuh gua di Sulawesi, Indonesia, menulis ulang sejarah seni.

Para ilmuwan mengatakan pada Rabu (9/10) bahwa mereka menggunakan metode dengan ketepatan tinggi untuk menentukan kekunoan lukisan itu.

Mereka menemukan bahwa usia karya seni itu sebanding dengan seni batu tertua yang diketahui dari Eropa, yang sejak lama dianggap sebagai awal kemajuan budaya manusia yang berwujud lukisan gua.

“Sebelumnya diperkirakan bahwa Eropa Barat adalah pusat ledakan simbolis pada awal aktivitas artistik manusia seperti lukisan gua dan bentuk lain pembuatan gambar, termasuk seni figuratif, sekitar 40.000 tahun lalu,” kata Maxime Aubert, ahli penghitung usia dari Griffith University, Australia.

Fakta bahwa orang Sulawesi melakukan hal yang sama pada masa yang sama di Eropa menunjukkan bahwa seni gua mungkin muncul sendiri-sendiri pada kisaran waktu yang sama di seluruh dunia, termasuk Eropa dan Asia Tenggara, kata arkeolog Thomas Sutikna dari University of Wollongong, Australia.

“Seni baru adalah satu indikator pikiran abstrak manusia masa lalu, permulaan dari apa yang bisa dianggap sebagai salah satu ciri manusia ‘modern’,” kata Sutikna.

Studi difokuskan pada 14 lukisan gua: 12 stensilan tangan manusia dan dua gambaran binatang naturalis, satu menunjukkan binatang yang disebut babirusa, dan yang lain seperti babi.

Mereka melukis dalam gua-gua kapur dekat Maros di bagian selatan Sulawesi, sebuah pulau besar di timur Borneo.

Kebanyakan karya seni dibuat dengan pewarna yang disebut hartal merah untuk menghasilkan warna merah dan warna mulberry.

Keberadaan seni itu sudah diketahui selama puluhan tahun tapi usianya belum pernah ditentukan. Beberapa ahli memperkirakan karya seni itu berusia 10.000 tahun.

Para ilmuwan menggunakan metode berbasis peluruhan radioaktif dari sejumlah kecil uranium dalam pertumbuhan mineral kecil yang disebut “jagung gua” yang terbentuk pada sejumlah lukisan.

Karya seni Sulawesi tertua, gambar tangan berusia sekitar 40.000 tahun lalu, sezaman dengan usia seni gambar batu tertua di dunia, satu titik merah dari situs El Castillo di Spanyol.

Usia gambar-gambar binatang di situs gua Chauvet dan Lascaux di Prancis lebih baru, antara sekitar 26.000 dan 18.000 tahun, jika dibandingkan dengan gambar-gambar binatang di gua-gua Sulawesi, yang setidaknya berusia 35.000 tahun.

Gambar babirusa mewakili penggambaran figuratif tertua dan paling terpercaya penentuan usianya, kata Aubert.

Menurut hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, para seniman itu membuat gambar tangan dengan meniup atau menyemprotkan cat di sekitar tangan yang ditempelkan pada permukaan batu.

“Para arkeolog suka berkata seperti ‘kemampuan X adalah apa yang menjadikan kita manusia’, tapi dalam hal asal seni mereka mungkin benar. Spesies kita terdorong membuat karya seni. Dan dalam satu atau bentuk lain, berpautan dalam semua hal yang kita lakukan,” kata arkeolog Adam Brumm dari Griffith University seperti dilansir kantor berita Reuters.

Lukisan figur tertua

Dr Maxime Aubert, dari Universitas Griffith di Queensland, Australia, yang meneliti umur lukisan itu menerangkan bahwa salah satu di antaranya kemungkinan lukisan sejenis yang paling kuno.

“Usia lukisan ini adalah 39.900 tahun, dan merupakan lukisan stensil tangan tertua di dunia.

“Di samping lukisan ini adalah lukisan babi yang berumur paling tidak 35.400 tahun dan merupakan salah satu lukisan figur tertua di dunia, atau mungkin yang tertua,” katanya kepada BBC News.

Ada pula lukisan goa yang berusia sekitar 27.000 tahun, dan itu berarti penduduk di sekitar melukis selama paling tidak 13.000 tahun.

Selain itu, ada pula lukisan di gua-gua di kawasan Bone, sekitar 100 kilometer di utara Maros.

Namun lukisan-lukisan itu tidak dapat diteliti umurnya karena banyaknya stalaktit.
Tetapi menurut para peneliti, usia lukisan itu kemungkinan sama dengan yang di Maros karena jenisnya mirip.

Temuan karya seni goa Indonesia ini penting karena menunjukkan awal intelektual manusia.

ANTARA/kompas.com

Related

Gubernur Rohidin Mersyah Dukung Pengembangan UINFAS Bengkulu

Kupas News, Bengkulu – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah terima...

PKBM se-Kota Bengkulu Ikuti Bimtek Peningkatan Kompetensi Pengelolaan Keuangan

Kupas News, Kota Bengkulu - Sebanyak 76 peserta dari...

Hadiri Peresmian SALUT, Wabup Wasri Ingin UT Jadi Akses Kemajuan Daerah

Kupas News, Mukomuko – Wakil Bupati Mukomuko Wasri, hadiri...

Sosialisasi Literasi Digital Menangkal Hoax dan Disinformasi

Kupas News, Kota Bengkulu – Bidang Humas Polda Bengkulu...

39 Kwarda Ikuti Peran Saka 2022, Sekdaprov Ingatkan Jaga Nama Baik Bengkulu

Kupas News, Kota Bengkulu - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi...