
Kepahiang, kupasbengkulu.com – Untuk ternak kambing jenis etawa, sepertinya telah menarik perhatian banyak kalangan peternak di Kabupaten Kepahiang, Daya tarik ini, tidak lepas dari dukungan iklim Kepahiang yang sudah bersahabat dan menjanjikannya pendapatan yang bisa diperoleh oleh peternak.
Membuktikan hal itu, kita dapat mencontohkan dengan seorang peternak kambing asal Desa Kutorejo, Kecamatan kepahiang, Fahmil Fatoni (25) dimana telah berhasil mengumpulkan rupiah hingga 30 juta dalam waktu yang cukup singkat.
Meskipun demikian, untuk dapat menjadikan etawa sebagai sumber pendapatan dirinya, tidaklah semudah yang kita bayangkan, lantaran harus menjalani proses yang membutuhkan keseriusan atau keuletan.
Bayangkan saja, pakan ternak kambing yang harus dipersiapkan oleh Fahmil disetiap harinya, cukup menguras tenaga dan merogoh isi kantong yang jika dikalkulasikan jumlahnya dalam satu tahunnya tidaklah sedikit. Selebihnya, pemeliharaan ternak kambing, Fahmil juga harus memperhatikan kebersihan kandang, mengingat kesehatan kambing dimulai dari kebersihan kandang.
Fahmil mengatakan, kebutuhan pakan dan penunjang lainnya seperti kebersihan atau kesehatan tidak dapat dikesampingkan oleh peternak kambing untuk jenis etawa. Jika sampai dilalaikan oleh peternak, maka besar kemungkinan peternak akan mengalami kerugian senilai pendapatan yang akan diperoleh dalam setiap tahunnya.
“Intinya kita dalam berternak kambing jenis etawa tidak bisa sampai melepaskan perhatian kita. Walau pun hanya dalam waktu satu hari saja. Kalau saja kita sudah bisa mengedepankan semua itu, maka dengan jumlah pendapatan puluhan juta rupiah sudah dapat saya katakan ceki ( Pasti,red) kita dapat,” ujar Fahmil.
Dalam mengembangkan usaha ternak kambing etawanya ini, Fahmil mengaku membutuhkan bantuan tenaga setidaknya dua orang. terlebih lagi untuk jumlah ternak kambingnya yang sudah mencapai 30 ekor lebih. Bantuan tenaga tersebut, tidak lain untuk memenuhi kebutuhan pakan dan sejumlah kebutuhan lain ternak yang dinilainya wajib untuk dipenuhi disetiap harinya.
“Terkadang juga kami harus membagi tugas. Tetapi, itu kembali pada tingkat kebutuhan atau apa yang diperlukan, ” demikian Fahmil.(slo)