Jumat, April 26, 2024

10 Motor Lawas Incaran Para Kolektor

Kupas News – Bergaya retro namun masih menjadi favorit para pecinta bikers. Motor ala jadul ini justru memiliki nilai rupiah yang cukup tinggi. Perlu diketahui, nilai tersebut dilihat dari keorisinilan dan kelengkapannya.

Para bikers mempertahankan motor lawas ini dengan komunitas-komunitas pecinta motor klasik. Itu pun sedikit, hanya segelintir orang saja. Karena mengingat sulitnya  mendapatkan spare part, ini dilihat dari usianya.Bahkan ada beberapa motor klasik yang spare part-nya dipesan langsung ke luar negeri tempat dimana motor klasik tersebut diproduksi.

Motor jenis klasik banyak di buru oleh para bikers di tanah air, namun sayangnya sangat jarang tersedia untuk motor usia lebih tua bahkan capai seabad. Di Indonesia pecinta motor klasik lumayan banyak namun sangat jarang ditemui ketimbang pecinta motor lainnya.

Dikutip dari brilio.net, ada 10 motor lawas yang sekarang jadi buronan para kolektor. Mungkin kalian memiliki salah satunya? Berikut rinciannya :

  1. NSU Supermax 250cc
NSU Supermax 250cc, Foto: Dok/Internet

Bagi para penggemar motor kekinian, pasti masih belum begitu familiar dengan merek NSU Motorenwerke AG, atau biasa disebut NSU saja. NSU merupakan produsen otomotif asal Jerman yang memproduksi mobil, sepeda motor, dan sepeda. Perusahaan ini sudah eksis dalam industri otomotif sejak tahun 1873 silam.

Sebelum diambil alih oleh Grup Volkswagen pada tahun 1969 (kemudian digabungkan dengan Auto Union yang kini dikenal dengan nama Audi), NSU tercatat pernah beberapa kali meluncurkan produk sepeda motor yang cukup populer di masanya. Pabrikan ini sendiri mulai membuat motor pada tahun 1901, disusul dengan produksi mobil empat tahun kemudian.

Dari sekian banyak produk sepeda motor yang telah dilahirkan NSU, salah satu model yang tidak akan lekang ditelan zaman adalah model NSU Max. Motor ini pertama kali dibangun pada tahun 1951. Hingga akhir produksi pada tahun 1956, NSU tercatat berhasil memproduksi model Max sebanyak 96.373 unit. Bukti yang cukup menunjukkan bagaimana larisnya motor ini kala itu.

Layaknya motor lawas tahun 1950-an, NSU Max mengusung desain yang sangat unik dan sangat retro. Motor ini tampil dengan lampu depan berbentuk bulat, tangki bahan bakar berukuran sedang, jok model terpisah dengan jok depan “berayun”, knalpot model bambu, serta suspensi depan buatan dan suspensi belakang yang sama-sama menerapkan konsep outside hydro shock absorber.

Di bagian dapur pacu, perusahaan Jerman membekali motor ini dengan mesin tipe 4-stroke, OHC, single cylinder, berkapasitas 247cc, dengan pendingin udara/oli. Dengan modal tersebut, NSU Max disebut mampu menyemburkan tenaga 11 kW pada putaran 6.500 rpm dan kecepatan puncak 126 km per jam. Dengan performa luar biasa, motor ini bahkan sempat menjuarai ajang MotoGP pada tahun 1955 ketika ditunggangi Paul Herman Muller.

Karena termasuk motor lawas yang sudah antik, tak mengherankan jika produk NSU Max kini ditawarkan dengan harga yang cukup tinggi. Untuk bisa meminang produk bekas motor ini, konsumen perlu merogoh kocek mulai Rp38 jutaan.

  1. Honda Benly S110
Honda Benly SI 10, Foto: Dok/Internet

Diproduksi di Jepang sejak tahun 1953 dan di Indonesia motor ini dikenal dengan Honda seri S110. Nama Honda di Indonesia memang sudah tak asing lagi. Selain memproduksi mobil pabrikan Jepang yang satu ini juga masyur sebagai pembesut banyak varian motor, mulai dari motor ‘laki’, yang memiliki tangki bensin depan, motor bebek, hingga yang beberapa tahun belakangn ngehits, yaitu motor matic, yang kerap diidentikan dengan motornya kaum hawa.

Sebelum berbagai seri Honda beragam seperti saat ini, Honda sebenarnya sudah mulai hadir di Indonesia sejak lama, sejak 1960an.

Honda S110 atau juga disebut Honda Benly, adalah motor yang diimpor oleh Federal Motor antara tahun 1937 hingga 1977. Nama Benly sepertinya memang ‘dihidupkan’ kembali setelah sebelumnya sempat digunakan Honda untuk menamai seri motor 2 silindernya. Padahal, Honda S110 adalah motor dengan 4 silinder.

Mengingat kesamaan nama dari kakaknya itu, menarik untuk ditelisik ihwal keunikannya. Oleh karena itu, kali ini Mobilretroklasik.com akan mengajak Anda mengenal keunikan Honda Benly S110.

Motor ini adalah generasi penerus dari Honda S90 dan Honda 90Z yang hadir di Indonesia. Dibandingkan dengan kedua kakaknya itu, Benly S110 tampil dengan bodi yang lebih padat. Bentuk tutup aki yang lebih besar dan lebar serta bentuk tangki serta tutup aki yang juga besar membuat Benlu S110 tampak lebih ‘gagah’ dibandingkan pendahulunya. Meski demikian, untuk rangka motor, Benly S110 juga mengusung model monocoque seperti pada Honda 90Z.

Beranjak ke permesinan. Benly S110 memiliki mesin berkapasitas 109 cc dengan 4 langkah 1 silinder yang dipadu dengan pendingin udara. Keunikan dari mesin Benly S110 adalah pemasangannya yang ‘tidur’, atau tidak ‘berdiri’ sebagaimana pada kebanyakan motor ‘laki’.

Seperti diketahui model mesin ‘tidur’ pada motor dijumpai pada jenis motor bebek. Namun, Benly S110 memilih model mesin ‘rebahan’, karena mengusung konfigurasi valvetrain di mana motor menggunakan teknologi OHV pushroad dan bukan OHC seperti kebanyakan motor Honda 4 tak.

Motor ini menggunakan karburator untuk memasok bahan bakar yang letaknya tersembunyi di dalam tabung khusus, yang di dalamnya juga terdapat filter udara sebagaimana pada generasi sebelumnya, Honda 90Z. Untuk menyalurkan tenaganya, motor ini menggunakan sistem transmisi manual dengan 4 percepatan.

Bergeser dari spesifikasinya, usut punya usut ternyata Honda Benly memiliki catatan tersendiri dalam sejarah angkutan umum di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Di kedua kota tersebut, pada 1979 lalu, Honda Benly sempat dimodifikasi sebagai angkutan umum dan diberi nama mini car.

  1. Yamaha RX 125 Twin
Yamaha RX125 Twin, Foto: Dok/Internet

Merupakan jenis Yamaha RX pertama yang masuk ke Indonesia dan menariknya memiliki mesin dua silinder. Yamaha RX125 Twin, atau lebih dikenal dengan RD125 di luar negeri. Berikut spesifikasinya:

  • Yamaha RX125 Specifications
  • Mesin: 2-stroke, 2 cylinder (parallel twin)
  • Kapasitas mesin: 124 cc (125)
  • Bore x stroke: 43 х 43 mm
  • Rasio kompresi: 6,8 : 1
  • Max. power: 16 hp @ 8500 rpm
  • Max. torsi: 1.3 kg-m @ 8000 rpm
  • Pendingin: udara
  • Karburator: Teikei 2x
  • Pengapian: battery coil dan platina
  • Transmisi: 5-speed (1-N-2-3-4-5)
  • Drive: chain (rantai)
  • Starter: kick
  • Berat: 110 kg
  1. Yamaha RX 100
Yamaha RX 100, Foto: Dok/Internet

Yamaha RX100 meluncur pada tahun 1977. Mesinnya dua tak dengan kubikasi hanya 100 cc, namun mampu menyemburkan power 11,5 dk dengan top speed 110 km/jam, terbilang kencang pada masanya. Lalu, yang membuat motor ini legendaris, meski punya mesin 2-tak konsumsi bensinnya irit.

Tahun 1977, seri “RX” hadir lagi, tapi masih tetap dengan kapasitas mesin 100cc. Nama “RX” rupanya nama yang sakti. Nama ini akhirnya menjadi nama yang melegenda di Indonesia, karena perjalanannya yang panjang dan Yamaha “RX”, tetap memiliki penggemar tersendiri sampai saat ini. Motor ini bertahan hingga tahun 1981.

Meskipun bermesin kecil namun mampu memuntahkan tenaga hingga 11,5bhp pada kitiran 7.500rpm khas motor overstruk yang tidak bisa teriak sampai rpm tinggi.

  1. Yamaha RX 135
Yamaha RX135, Foto: Dok/Internet

Yamaha rupanya terus mengembangkan versi “RX” dengan mengeluarkan Yamaha RX-K yang berkapasitas 135cc pada tahun 1980. Kapasitas mesin membengkak menjadi 135cc. Inilah yang jadi cikal bakal Yamaha RX King di kemudian hari.

Yamaha RX-K adalah tunggangan yang keren pada masa itu. Motor ini didatangkan secara CBU langsung dari Jepang sono. Dengan kapasitas mesin 135cc tentunya mudah bagi kuda besi ini untuk melibas saingan-saingannya. Motor ini bertahan hingga tahun 1983.

Yamaha RX-K ini dianggap kurang laku dan kurang cocok untuk pasar Indonesia, makanya motor ini hanya berumur singkat saja. Dibekali mesin 135cc 2-stroke, Cylinder 1 tegak, Max. power 17,5 hp @ 7500 rpm. Dari segi desain lampunya motor ini tergolong mewah karena dilengkapi cover lampu layaknya motor balap.

  1. Vespa VBB
Vespa VBB, Foto: Dok/Internet

Dari sekian banyak varian Vespa yang beredar, Vespa VBB merupakan salah satu model yang cukup populer. Kepopuleran Vespa VBB bisa dilihat dari angka penjualan yang mencapai 270 ribuan unit hingga dekade 1970-an, yang hanya bisa dikalahkan oleh Vespa 150 Sprint.

Vespa VBB pertama kali diproduksi pada tahun 1960. Skuter ini merupakan evolusi dari generasi sebelumnya, yakni Vespa VBA, yang diproduksi antara tahun 1958 hingga 1960. Vespa VBB mengalami penyempurnaan ukuran karburator menjadi Dellorto SI20/17C, yang semula Dellorto SI20/17A pada VBA.

Selain itu, model VBB juga telah mengusung sistem transmisi manual empat percepatan. Sementara, Vespa VBA masih menggunakan sistem transmisi manual tiga percepatan. Perubahan lain yang cukup mencolok tampak pada penambahan garis maya melengkung di boks bagasi, mesin, dan spakbor depan, tidak dibenamkannya indikator light di handlebar atau stang, hingga model lampu belakang yang mungil.

Untuk dimensinya, Vespa VBB memiliki ukuran panjang x tinggi 1.680 x 1.500 mm, dengan berat mencapai 93 kg. Skuter ini dipersenjatai mesin 2-stroke rotary volve, single cylinder, berkapasitas 145,5cc. Dengan bekal tersebut, Vespa VBB mampu memuntahkan daya hingga 5,5 hp pada putaran 5.500 rpm. Sementara, kecepatan maksimal yang bisa diraih mencapai 87 km/jam.

Vespa VBB (dan juga Vespa VBA) merupakan basis bagi generasi Vespa S yang muncul kemudian. Sayangnya, umur skuter ini terbilang singkat karena pihak Piaggio memutuskan menghentikan produksinya pada tahun 1965.

  1. Yamaha U7
Yamaha U7, Foto: Dok/Internet

Merupakan jenis motor bebek dengan desain unik, headlampnya ditaruh di bawah setang. Yamaha U7 dengan tampilan klasiknya ini juga menjadi incaran kolektor. Nama lain motor ini adalah Yamaha Delik.

  1. Suzuki FR70
Suzuki FR70, Foto: Dok/Internet

Motor ini pertama kali diperkenalkan pada 1973, bersamaan dengan peluncuran Suzuki A100. Namun, Suzuki baru memasarkannya di tahun berikutnya. Pemasarannya dilakukan di tahun 1974 oleh PT Indohero Steel & Engineering Co hingga tahun 1980-an.

Memiliki desain yang serupa, tipe FR keluar dengan beberapa tipe, antara lain FR 50, FR 70, dan FR 80. Untuk FR 50, motor bebek ini dipasarkan di Eropa, tepatnya Inggris. Sementara FR 70, dipasarkan di Indonesia. Lalu, hadir FR 80 menggantikan keberadaan pendahulunya, motor ini juga dikenal dengan sebutan Suzuki Family.

Urusan dapur pacu, Suzuki membekali FR 70 dengan mesin berkubikasi 69 cc. Berbeda dengan kompetitornya pada masa itu, Honda C70 yang menggunakan mesin 4-tak, Suzuki lebih mengandalkan mesin 2-tak pada FR 70. Dengan girboks semi-otomatis, Suzuki FR 70 dibekali dengan tiga percepatan.

  1. Yamaha v75
Yamaha v75, Foto: Dok/Internet

Keberadaan Yamaha V75 bisa dikatakan sebagai ‘fosil hidup’ di tahun 2016 ini. Di tengah gempuran motor-motor baru yang semakin canggih dan mutakhir, Yamaha V75 masih sering kita jumpai melenggang di jalanan kecil perkampungan. Diproduksi pada kisaran tahun 1973 hingga 1981, V75 bisa dikatakan sebagai salah satu primadona di jamannya.

Motor bebek 2 tak ini mengusung mesin berkapasitas silinder 75 cc dengan sistem pendingin udara (Air cooled). Dipadukan dengan sistem transmisi 3 percepatan, kopling jenis otomatis basah, serta masih mengandalkan pengapian platina 6V, motor tua ini masih sanggup untuk sekedar diajak berjalan-jalan dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Yamaha V75 juga telah dilengkapi teknologi autolube yang diklaim sebagai teknologi terbaru pada masa itu.

  1. Honda Astrea Star 1986
Honda Astrea Star 1986, Foto: Dok/Internet

Honda Astrea Star menandai era sepeda motor cub/bebek modern Honda. Lahir pertama kali pada 1985 sebagai penerus Astrea 800 dengan desain yang lebih modern.

Astrea star adalah di antara salah satu generasi penerus dari Honda Super Cub hingga bertransformasi menjadi Honda Supra series. Mengusung mesin 4-tak 85,8 cc 1 silinder SOHC, serta sudah dilengkapi dengan elektrik stater. Namun, di beberapa daerah ada juga yang tanpa tombol starter alias engkel.

Transmisinya juga mengalami perubahan menjadi 4 percepatan dengan sistim rotary, N 1 2 3 4 N kembali. Selain itu Astrea Star menjadi yang terakhir menggunakan lengan ayun atau swing arm pada roda depan alias belum menggunakan shock jenis telescopic serta sistem pengereman masih menggunakan tromol baik bagian depan maupun belakang.

Astrea Star memiliki dimensi panjang 184,5 cm, lebar 66 cm, serta tinggi 105 cm. menggunakan rangka jenis back bone serta jarak sumbu roda 118 cm. Kapasitas tangki 4 liter, ukuran ban depan 2.25-17 dan belakang 2.50-17.

Di antara keluarga C-Series lainnya, bentuk awal serta perfomanya yang mulai lebih modern ketimbang Astrea 800 atau Asdap, membuat Astrea Star ikut menjadi salah satu yang diburu penggemar Honda Astrea. Bila awalnya hanya melihat gaya orisinal dari parts, namun kini sudah mengacu pada warna yang langka. Bisanya hanya dominan warna hitam, namun ternyata ada warna biru, merah, silver sampai gold. ***

 

Related

Songsong Kepemimpinan Berintegritas Era Society 5.0, Sespimma Lemdiklat Polri Gelar Seminar Sekolah

Kupas News – Untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan yang berintegritas...

Ratusan Nakes di Kota Bengkulu Terima SK PPPK

Kupas News, Kota Bengkulu – Sebanyak 264 orang tenaga...

Polisi Tangkap Pembuat Video Mesum Pasangan LGBT di Lebong

Kupas News, Lebong – Polisi menangkap BP (19) warga...

Sidang Isbat Putuskan Hari Raya Idul Fitri 22 April 2023

Kupas News, Bengkulu – Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian...

Polisi Ungkap Home Industri Senjata Api yang Sudah beroperasi Sejak 2012

Kupas News, Bengkulu – Polda Bengkulu ungkap pabrik pembuatan...