
rejang lebong, kupasbengkulu.com – Terhitung sejak tahun 2011, lima persen dari wilayah hutan lindung di seluruh Rejang Lebong sudah terjamah. Sebagian besar dari lahan tersebut saat ini sudah berbentuk lahan sayur-sayuran oleh warga sekitar. Sementara, sebagiannya lagi sudah menjadi kebun kopi.
Akibat kerusakan ini, beberapa jenis burung endemik khas wilayah hutan Rejang Lebong menjadi langka. Hal ini diakui pula oleh Kepala Bidang wilayah III Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), M Mahfud ketika dikonfirmasi kupasbengkulu.com, Senin (5/1/2014).
Mahfud menjelaskan, kerusakan lahan akibat dibuka warga kemungkinan dikarenakan kurang koordinasi dan komunikasi. Oleh sebab itu, pihaknya mencoba untuk melakukan pendekatan persuasif dengan para pelaku perambah hutan ini.
“Pendekatan awal secara persuasif, kita mengharap warga setempatlah yang mereboisasi hutan,” ungkapnya.
Kemudian, Mahfud membenarkan adanya 5 persen dari 28.000 hektar (ha) lahan hutan lindung yang rusak diseluruh Rejang Lebong. Jumlah tersebut berarti lahan seluas 1400 ha. Kerusakan terbesar berada di daerah Desa Mojo Rejo kecamatan Sindang Kelingi dan Kecamatan Selupu Rejang. Di daerah tersebut, total lahan yang rusak lebih dari 400.
“Awalnya, kita terus melakukan pendekatan persuasif, bila terus terjadi permbahan hutan, terpaksa kita melakukan cara represif pada pelaku perambahan hutan,”tambah Mahfud.(vai)