Selasa, April 30, 2024

Menguak Kabut Histoculture Negeri Bengkulu (2)

Awal  Daratan Nusantara

Nusantara  ini masih perairan, belum ada daratan.  Beberapa Ahli Geografi dan Geologi menyebutkan,  nusantara yang kini Indonesia, baru menjadi daratan selama periode   periode Pleistosen,  4  juta tahun Sebelum Masehi (SM).

Pleistosen dalam wikipedia bebas adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 2.588.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Namanya berasal dari bahasa Yunani πλεῖστος (plestos, “paling”) dan καινός (kainos, “baru”). Pleistosen mengikuti Pliosen dan diikuti oleh Holosen dan merupakan kala ketiga pada periode Neogen. Akhir Pleistosen berhubungan dengan akhir Zaman Paleolitikum yang dikenal dalam arkeologi.

Nusantara baru menjadi daratan setelah munculnya kegiatan gunung berapi yang berlangsung hingga sekarang.  Masa dimana munculnya hewan-hewan seperti megaloceros (Rusa besar), coelodonta antiquitatis (Badak berbulu wol), mammuthus primigenius (mamut), ursus spelaeus (Beruang yang hidup dalam gua), smilodon (Semacam kucing besar), rusa kutub, bison dan lainnya.  Mulai ada penghuni manusia  Pithecanthropus Erectus.

Daratan  di nusantara ini mulai ramai selama periode  3000-500 SM, yang dihuni oleh migran Sub Mongoloid dari Asia yang kemudian menikah dengan penduduk asli. Belakangan  periode 1000 SM, terjadi perkawinan dengan migran Indo-Arian dari sub-benua Asia selatan India. Migran India pertama datang terutama dari Gujarat di India Tenggara.

Keberadaan Bengkulu

Sebelum masa 264 – 195  SM,  Negeri Bengkulu  bernama. Setelah  eksodus bangsa China,  negeri ini disebutnya denga nama  Lu Shiangshe. Kata diambil dalam bahasa  Mon (Hyunan)  China kuno. Akar katanya Shiangshe yang berarti   Kehidupan, keberhasilan, kejayaan  atau kemakmuran yang bisanya berlambangkan emas.  Lu  dapat   berarti Sungai, air atau guru. Dalam  literatur Bahasa Melayu , Lu diartikan  dengan hulu  sebagai lawan kata hilir .

Hasil library research penulis menunjukan,  kata Lu Shiangshe  sama maknanya  dengan kata Chandrabhaga  dan Bengkulu. Ketiga kata itu sama bermakna Batang Air. Serupa dengan sebutan  Anak Negeri Bengkulu untuk menunjukan sungai.  Untuk  Sumatera Bagian Selatan umumnya, disebut batanghari dari kata Chandrabhaga.

Bengkulu sendiri berasal dari kata Bengku + Lu.  Bengku berarti batang.  Lu sendiri berarti sungai.  Dalam Kitab Arti Logat Malajoe, D Ken dan  E Harahap 1915 disebutkan, Bengku berarti batang atau pohon.

Lu Shiangshe  oleh dialek  anak negeri disebut  Lusang.  Di daerah penambangan  emas di Lebong Tandai Bengkulu Utara terdapat sungai yang di sebut  Sungai Lusang,dari kata Lu Shiangshe.  Bersambung

   (Pemerhati Sejarah dan Budaya Bengkulu, Alumni Universitas Islam Djakarta)        

Related

KUHP Tidak Berlaku untuk Kegiatan Kemerdekaan Pers

Kupas News, Jakarta - Walaupun Rancangan Undang-undang (RUU) Kitab...

Modus Mafia Tanah di Ruang Peradilan

Oleh : Elfahmi Lubis Mafia Tanah sudah menggurita dan telah...

Kaum “Rebahan” Ditengah Isu Kerakyatan

Dimana posisi kaum "rebahan" atau kaum "mager" yang didominasi...

Polemik RUU Sisdiknas, Maksimalkah Uji Publik?

Oleh: Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd Mencermati draft Rancangan Undang-Undang Sistem...

Kiprah Parsadaan Harahap Hingga Duduki KPU RI

Sosok Persadaan Harahap atau yang sering disapa bang parsa,...