Awal Daratan Nusantara
Nusantara ini masih perairan, belum ada daratan. Beberapa Ahli Geografi dan Geologi menyebutkan, nusantara yang kini Indonesia, baru menjadi daratan selama periode periode Pleistosen, 4 juta tahun Sebelum Masehi (SM).
Pleistosen dalam wikipedia bebas adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 2.588.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Namanya berasal dari bahasa Yunani πλεῖστος (plestos, “paling”) dan καινός (kainos, “baru”). Pleistosen mengikuti Pliosen dan diikuti oleh Holosen dan merupakan kala ketiga pada periode Neogen. Akhir Pleistosen berhubungan dengan akhir Zaman Paleolitikum yang dikenal dalam arkeologi.
Nusantara baru menjadi daratan setelah munculnya kegiatan gunung berapi yang berlangsung hingga sekarang. Masa dimana munculnya hewan-hewan seperti megaloceros (Rusa besar), coelodonta antiquitatis (Badak berbulu wol), mammuthus primigenius (mamut), ursus spelaeus (Beruang yang hidup dalam gua), smilodon (Semacam kucing besar), rusa kutub, bison dan lainnya. Mulai ada penghuni manusia Pithecanthropus Erectus.
Daratan di nusantara ini mulai ramai selama periode 3000-500 SM, yang dihuni oleh migran Sub Mongoloid dari Asia yang kemudian menikah dengan penduduk asli. Belakangan periode 1000 SM, terjadi perkawinan dengan migran Indo-Arian dari sub-benua Asia selatan India. Migran India pertama datang terutama dari Gujarat di India Tenggara.
Keberadaan Bengkulu
Sebelum masa 264 – 195 SM, Negeri Bengkulu bernama. Setelah eksodus bangsa China, negeri ini disebutnya denga nama Lu Shiangshe. Kata diambil dalam bahasa Mon (Hyunan) China kuno. Akar katanya Shiangshe yang berarti Kehidupan, keberhasilan, kejayaan atau kemakmuran yang bisanya berlambangkan emas. Lu dapat berarti Sungai, air atau guru. Dalam literatur Bahasa Melayu , Lu diartikan dengan hulu sebagai lawan kata hilir .
Hasil library research penulis menunjukan, kata Lu Shiangshe sama maknanya dengan kata Chandrabhaga dan Bengkulu. Ketiga kata itu sama bermakna Batang Air. Serupa dengan sebutan Anak Negeri Bengkulu untuk menunjukan sungai. Untuk Sumatera Bagian Selatan umumnya, disebut batanghari dari kata Chandrabhaga.
Bengkulu sendiri berasal dari kata Bengku + Lu. Bengku berarti batang. Lu sendiri berarti sungai. Dalam Kitab Arti Logat Malajoe, D Ken dan E Harahap 1915 disebutkan, Bengku berarti batang atau pohon.
Lu Shiangshe oleh dialek anak negeri disebut Lusang. Di daerah penambangan emas di Lebong Tandai Bengkulu Utara terdapat sungai yang di sebut Sungai Lusang,dari kata Lu Shiangshe. Bersambung
(Pemerhati Sejarah dan Budaya Bengkulu, Alumni Universitas Islam Djakarta)