
kupasbengkulu.com – Maraknya kasus kekerasan seksual di sekolah-sekolah membuat lembaga pendidikan semakin kehilangan wibawanya. Kemorosotan nilai-nilai iman adalah salah satu faktor utama.
“Maraknya kriminalitas termasuk kekerasan seksual di dunia pendidikan adalah indikator semakin menipisnya iman di hati umat zaman ini”, Ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bengkulu, Rusdi Syam, Kamis (1//5/2014)
Menurutnya, kebanyakan umat manusia di zaman ini sudah menganggap remeh persoalan agama dan keimanan, serta tidak merasa takut terhadap hukuman akherat.
“Sebagian besar umat zaman ini hanya takut terhadap hukuman dunia, tidak takut pada hukuman akherat. akibatnya, mereka hanya melakukan kebaikan saat ada yang melihat saja. Sedangkan, di saat tidak ada orang yang melihat, mereka berani melakukan kejahatan”, tambahnya.
Kekerasan seksual di dunia pendidikan, siapa yang akan kita salahkan? karena persoalan ini berhubungan dengan banyak pihak yang menjadi mata rantai, di antaranya pihak tersebut adalah keluarga, lembaga pendidikan, pemerintahan, dan masyarakat.
Guru adalah produk rumah tangga. Produk rumah tangga yang baik juga berhubungan dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam keluarga, halal atau haramkah yang dimakan itu.
“Jika anak-anak bangsa ini dibesarkan dengan uang-uang haram, hasil korupsi, kecurangan, dan sebagainya, bagaimana mungkin kita bisa membentuk generasi yang berkualitas”, tandasnya.
Ia juga menyampaikan ayat Al-Quran, Surat Maryam ayat 59 yang artinya,” Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan”. (cr2)