Kaur, Kupasbengkulu.com – Terakhir kali banjir bandang terjadi di Desa Suku Tiga Kecamatan Nasal Kabupaten KaurĀ sekitar tahun 1976 silam.
Saat itu tidak ada korban jiwa. Namun seiring dengan kemajuan zaman hingga tahun 2016, banjir bandang mencapai ketinggian 70 centi meter hingga satu meter terjadi lagi seperti pada masa lampau.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Suku Tiga Buyung (65) mengatakan, saat ini banyak hutan-hutan telah dibuka menjadi lahan perkebunan hingga ribuan hektar. Terutama pembukaan lahan perkebunan sawit di Kecamatan Nasal mencapai puluhan ribu hektar, saat ini mulai terasa dampaknya.
“Banjir merupakan salah satu dampak dari penggundulan hutan yang dilakukan oleh perusahaan, untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit,” ujar Buyung.
Pembukaan lahan perkebunan sawit hingga puluhan ribu hektar ini, telah merubah ekosistem hutan dan menghilangkan fungsi hutan sebagai pengatur tata air, pengendalian erosi dan banjir.
Oleh sebab itu, diharapkan kepada Pemda Kaur untuk mempertimbangkan lagi pembebasahan lahan, untuk perkebunan kelapa sawit ini. Pasalnya, saat ini perkebunan kelapa sawit sudah meluas di Kabupaten Kaur.
Salah satunya yang belum lama ini pembebasan lahan di Kecamatan Tetap.Ā (Mty)