Selasa, Mei 7, 2024

Sejak 2009 Pengrajin Dol Tak Dibantu Pemerintah

Dol, alat musik tradisional Bengkulu
Dol, alat musik tradisional Bengkulu

Kota Bengkulu, kupasbengkulu.com – Dol merupakan alat musik tradisional yang biasa digunakan oleh masyarakat Bengkulu dalam mengiringi acara-acara besar maupun ritual keagamaan.

Alat musik yang dimainkan dengan cara ditabuh atau dipukul ini berbahan dasar bongkol kelapa, kulit sapi, dan rotan. Salah seorang pemilik galeri dol, Zoharia, mengatakan secara turun-temurun keluarganya telah menekuni bisnis dol. Pada tahun 1982, almarhum suaminya, Abdul Salam, mulai membuat dol. Seniman yang dulunya pemilik sanggar bernama Tapak Badri ini beralih profesi menjadi pengrajin dol lantaran ingin melestarikan alat musik tradisional Bengkulu. Maka mulai saat itu berdirilah galeri dol dengan menggunakan namanya, di Jalan Letda Abu Hanifah, Kelurahan Pondok Besi, Kota Bengkulu.

“Penjualan dol saat ini sudah sampai ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, bahkan Tiongkok,” cerita Zoharia.

Setelah Abdul Salam wafat, usaha ini diambil alih oleh anaknya yang bernama Erizal Salam. Dol sendiri paling terlihat digunakan masyarakat Bengkulu sebagai alat musik pengiring dalam upacara Tabut yang diperingati setiap tanggal 1-10 Muharam, untuk mengenang Hasan dan Husen yang merupakan cucu Nabi Muhammad SAW yang wafat di Padang Karbala.

Untuk produksinya sendiri dalam satu hari galeri Abdul Salam mencapai 10 dol, dengan ukuran 70-80 centimeter. Sementara untuk ukuran 20-30 centimeter bisa mencapai 20 dol dengan mempekerjakan lima orang pengrajin.

“Untuk harga dol berdiameter 20-30 centimeter dijual seharga Rp 1,5 juta per satu setnya. Sementara yang berdiameter 70-80 centimeter dijual seharga Rp 1,8 juta,” lanjutnya.

Kendati demikian, dia mengatakan kepedulian pemerintah dalam pengembangan usaha ini sangatlah kurang. Padahal dengan pembuatan dol sama saja dengan melestarikan budaya Bengkulu.

“Seingat saya baru satu kali yakni di tahun 2009 pengrajin dol dibantu pemerintah. Setelah itu belum pernah lagi,” katanya.

Zohania berharap pemerintah ikut serta membantu pengembangan usaha alat musik tradisional dol ini, agar ke depannya tidak hilang ditelan kemajuan zaman.

“Saya berharap kepada pemerintahan supaya bisa membantu untuk melestarikan alat musik kita ini,” harapnya. (mg1)

Related

Tempo 15 Bulan, PTPP Tuntaskan Proyek Pelabuhan Hilirisasi Nikel

Tempo 15 Bulan, PTPP Tuntaskan Proyek Pelabuhan Hilirisasi Nikel ...

Pemda Lebong Berkomitmen Penuh Beri Kemudahan Pelayanan Publik

Pemda Lebong Berkomitmen Penuh Beri Kemudahan Pelayanan Publik ...

Polisi Gelar Sayembara untuk DPO Pelaku Pembakaran Kantor Desa Muara Danau

Polisi Gelar Sayembara untuk DPO Pelaku Pembakaran Kantor Desa...

Kanwil DJP Bengkulu-Lampung Gandeng Jurnalis Beri Edukasi Wajib Pajak

Kanwil DJP Bengkulu-Lampung Gandeng Jurnalis Beri Edukasi Wajib Pajak ...

Wabup Rifa’i Tajuddin Apresiasi Pengurus HIMPAUDI Bengkulu Selatan

Wabup Rifa’i Tajuddin Apresiasi Pengurus HIMPAUDI Bengkulu Selatan ...