Jumat, April 19, 2024

Cerita Ibu Penjaja Koran, Miliki Buah Hati Derita “Hydrocephalus” (Bagian I)

Ritasa dipeluk Ibundanya, Sri
Ritasa dipeluk Ibundanya, Sri

kupasbengkulu.com – Tak ada yang menyangka kerasnya hidup sudah dilalui Sri (37), ibu muda asal Lampung, bahkan sejak dirinya masih sangat dini, kira-kira usia SD. Waktu itu, Sri kecil sudah harus bekerja bersama ketujuh saudaranya yang lain untuk membiaya kehidupan keluarga.

Ibunya yang sudah tua tak sanggup membiayai Sri bersaudara, sementara ayahnya pergi entah kemana. Sri kecil sehari-hari biasa menjadi penjaga warung manisan hanya untuk mendapatkan sedikit beras. Sri bertahan memendam keinginannya untuk terus melanjutkan sekolah. Bukan seperti yang digembar-gemborkan pemerintah, bahkan Sri tak sempat mencicip pendidikan sembilan tahun. Sri tumbuh sebagai gadis biasa tamatan SD.

Beranjak dewasa, Sri bertemu dengan seorang lelaki yang kemudian menjadi suaminya, dari suaminya itulah ia dianugerahi seorang anak bernama Yanto (14).

Kebahagiaan Sri dan Rusdi semakin bertambah sejak kehadiran putera kedua mereka, Ritasa (10). Tasa (panggilan Ritasa-red) tumbuh seperti balita pada umumnya. Fisiknya kuat dan sehat. Namun jelang satu tahun usia Tasa, ada sesuatu yang berbeda di kepala Tasa ketika pagi itu Sri memandikannya.

Kepalanya terasa begitu lembut, seperti tak bertengkorak. Sri tak memiliki firasat apapun. Waktu terus berjalan tiga bulan lamanya, Sri merasakan kepala Tasa terus membesar. Bagai tersambar petir di siang bolong, ketika suatu hari dari seorang dokter dirinya mengetahui Tasa mengidap Hydrocephalus.

“Waktu itu perasaan saya campur aduk, bingung, malu, sedih. Suatu hari ketika saya ke pasar, orang-orang memperhatikan anak saya seperti menaruh iba. Waktu saya mau membayar, pedagangnya nggak mau ambil uangnya. Besok-besoknya saya nggak mau bawa Tasa ke pasar lagi. Oleh dokter di sana (Lampung-red) dikatakanlah Tasa mengidap Hydrocephalus,” cerita Sri.

Hidrosefalus (istilah yang berasal dari bahasa Yunani: “hydro” yang berarti air dan “cephalus” yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal dengan “kepala air”), adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.

Keberadaan penyakit Hydrocephalus ini berimbas pada kehidupan rumah tangga Sri, yang menyebabkan Sri akhirnya harus berpindah ke Bengkulu. Hanya berdua Tasa, sekitar delapan tahun yang lalu, Sri memulai kehidupan barunya di Bengkulu. Awal di Bengkulu, Sri sempat tinggal di daerah Kompi. Sri sempat menghibur diri dengan berkunjung ke salah satu pusat perbelanjaan di Kota Bengkulu. Sepulang dari sana, Sri menjumpai seorang loper koran dan akhirnya menawarkan diri menjadi loper koran.

Penghasilannya sebagai loper koran memungkinkan Sri untuk berpindah mencari kontrakan di daerah Tanah Patah. Sehari-hari penghasilan Sri hanya Rp 60-70 ribu per hari. Uang yang harus dikeluarkan Sri untuk mengontrak rumah kecil itu sekitar Rp 350 ribu per bulan.

Untuk pengobatan Tasa, Sri harus bertolak ke Jakarta dikarenakan keterbatasan tenaga ahli di Bengkulu. Sekali berobat ke Jakarta, Sri harus mengeluarkan dana lebih dari Rp 3 juta rupiah.

“Jadi saya cari uang dulu di Bengkulu. Setelah kira-kira cukup, baru pergi ke Jakarta. Kalau di Jakarta bisa sampai satu bulan lebih baru balik lagi ke Bengkulu,” tuturnya.

Saat ini untuk mempertahankan hidup, Sri menjajakan koran di Simpang Lima, Kota Bengkulu, setiap hari pula selama delapan tahun yang lalu ia bawa Ritasa. Meski hanya ia sediakan satu gerobak kecil tempat buah hatinya itu berbaring sambil menungguinya berjualan koran. (Bersambung)

Related

Di Jakarta, Warga Pasar Seluma Sampaikan Penolakan Tambang Pasir Besi

Kupas News, Jakarta – Sebelas perwakilan warga Desa Pasar...

Masuk Masjid Bayar Rp5 Ribu, Mantan Bupati Pessel: Ini Memalukan

Kupas News, Pesisir Selatan - Memalukan. Itulah kata menohok...

Pemdes Talang Rio Salurkan BLT DD 2022 untuk 20 KPM

Kupas News, Mukomuko – Pemerintah Desa Talang Rio, Kecamatan...

Okti Minta PT MSS Segera Selesaikan Persoalan Plasma

Seluma, kupasbengkulu.com - Wakil Ketua II DPRD Seluma Okti...

Pembagian Plasma Diduga Tidak Sesuai, anggota Koperasi Laporkan PT MSS

Seluma, kupasbengkulu.com - Koperasi manunggal milik perusahaan perkebunan kelapa...