Kamis, April 25, 2024

Curhat Psikologi: Pasca Sepupu Meninggal, Prilaku Bunga Menjadi Kasar

Mariyati
Mariyati

Oleh: Maryati
Psikolog Corien Centre*

H tinggal di Kota Bengkulu utara, H adalah seorang kepala keluarga dengan seorang istri dan dua orang anak, anak perempuannya kita sebut saja Bunga, bunga berumur 8 tahun, bunga anak pertama.

Beberapa waktu yang lalu H. datang menemui kami untuk melakukan konseling persoalan anaknya yang bernama bunga, sekitar satu tahun yang lalu bungga kehilangan sepupunya yang sanggat dekat dengan bunga, kita sebut saja mawar, usia mawar sekitar 10 tahun, mawar dan bungga sangat dekat dan sering bermain bersama-sama, selain itu mawar sering mengikuti kemauan bunga, pada suatu hari sekitar satu tahun yang lalu mawar meninggal dunia tersambar petir, saat itu bunga sedang bermain bersama-sama di halaman depan rumah, saat itu mawar meninggal dunia di hadapan bunga.

Sejak kehilangan mawar perilaku bunga berubah menjadi pendiam, lebih banyak mengurung diri di kamar dan sibuk dengan dirinya sendiri, keluhan-keluhan yang disampaikan oleh orang tua bunga pada kami adalah tentang perubahan perilaku bunga, perilaku yang paling dikeluhkan oleh orang tua bunga adalah, sering berbohong, setiap di panggil orang tua tidak menjawab, suka mencubit dan memukul adiknya karena perubahan perilaku inilah orang tua bunga menemui kami untuk meminta bantuan

Bapak H yang baik, sebagai orang tua kasus yang bapak dan ibu alami memang akan membuat kita menjadi pusing dan tidak tahu harus bagaimana berbuat, namun sebelumnya saya akan mengatakan bahwa kehilangan orang yang dekat dengan kita dapat menyebabkan kehilangan keceriaan, semangat, kasus bapak H ini terjadi pada putrinya yang bernama bunga.

Secara teori psikologi anak-anak rentang usia 6-12 tahun, adalah periode ketika anak dianggap mulai dapat bertangung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan orang tua, teman sebaya dan orang lain, periode ini sering disebut dengan (golden age) usia emas dan sanggat penting dalam mendorong pembentukan harga diri yang tinggi pada anak, dan harga diri yang tinggi yang terbentuk diperiode ini akan menjadi modal anak untuk memasuki masa remaja dan tumbuh menjadi remaja yang lebih percaya diri.

Usia ini juga sering disebut usia sekolah artinya sekolah menjadi pengalaman inti untuk anak-anak diusia ini yang menjadi titik pusat perkembangan fisik, kongnitif dan psikosial.

Jika kita melihat kasus dari kasus bunga yang mengalami perubahan perilaku setelah kehilangan sepupu yang sanggat dekat dengannya maka kami harapkan pada orang-orang yang dekat dengan bunga terutama bapak dan ibu supaya untuk lebih dapat memahami kondisi bunga saat ini, lebih baik menjadi teman ngobrol/curhat terhadap bunga, sebab pencentus trauma yang dialami oleh bunga jelas karena dia menyaksikan lansung bagai mana sepupunya (mawar) meninggal karena tersambar petir di hadapannya secara langsung.

Maka saya harapkan pada bapak dan ibu untuk lebih banyak mendengarkan keluhan-keluhan dari bunga,serta dukung hal-hal positif yang dilakukan oleh bunga, diharapkan seiring dengan berjalan waktu maka perilaku bunga dapat berubah menjadi ceria kembali, memiliki semangat dan tidak mengurung diri lagi.(***)

Konsultasikan setiap persoalan psikologi anda ke Corien Centre

Related

Penyanyi Asal Indonesia Berhasil Luluhkan Empat Juri Americans Got Talent

Kupas News – Kisah seorang penyanyi penyandang disabilitas asal...

Peran Perempuan dalam Memerangi Radikalisme dan Terorisme

Kupas News, Bengkulu - Peran perempuan sangat besar dalam menangkal...

Tas Michael Kors, Brand Eksklusif Paling Diminati Pecinta Fashion

Kupas News – Michael kors merupakan salah satu pelopor...

Retno Pecahkan Rekor Perempuan Pertama Rektor Unib Terpilih

Kupas News - Universitas Negeri Bengkulu (Unib) baru saja...