Selasa, Maret 19, 2024

Girik Cik: Hantu Corona di Negeri Marlborough

Mendung  di Selasa 20 Juli 2021 kian membuat perasaan tak karuan. Gema Takbir Idul Adha 1442 Hijriyah kini sayup terdegar. Tak seperti tahun sebelumnya. Para penjaga hewan qurban tampak duduk di pojok nyari aman.

Terasa benar kecemasan akan Hantu Vampir  Corona yang di singkat Covid-19 atau Coronavirus Disease of 2019. yang lebih mengerikan dari hantu sebenarnya. Bukan bulu kuduk lagi yang berdiri,  tapi jantung  masyarakat Bengkulu kota Marborough ini  selalu berdegup  kian tak beraturan. Nalar seakan terpasrahkan.

Kota bagian barat Pulau Sumatera ini, awalnya virus dari Wuhan tak begitu dihiraukan warga.  Namun menyebar cepat, virus corona menjadi pademi.  Banyak dampak dari  korban yang  tersiar di berbagai media, membuat jantung mulai berdegup tak beraturan, seperti seseorang lagi nafsuan.

Silaturrahim antar warga mulai terganggu hingga akhirnya fitnah mulai merebak. Bagaikan kota diserang hantu  vampir  asli seperti yang ada di film-film Kungfu   Cina. Sosok hantu  yang  memakai pakaian kerajaan, yang  gerakannya melompat-lompat, dengan tangan membujur ke depan, seolah-olah ingin mencekik  urat leher atau mau mencongkel  buah kuldi kita.  Ia tak akan berhenti menyerang, sebelum jimat  kertas tertempel di keningnya.

Ngedumel, sumpah serapah, carut marutpun acap kali keluar dari ungkapan warga.  Hantu Vampir Corona ini kian tak terkendali menyerang warga. Tak hanya fisik warga diserang, psikis dan keyakinanpun ikut di goyang.

Memplintir  syair sebuah lagu, “Hantu Corona  enggak mau pulang, maunya digoyang. Ah………..Kayak di Plobai aja ”.

Babat bingkas, tanpa tedeng aling-aling. Telentang telungkup,  nunggang nungging hantu corona itu melanda warga Bengkulu kota Marlborough. Analoginya, Vampir  itu kini tak takluk lagi dengan jimat kertas yang  tertempel dikeningnya, karena Sang Dukunnyapun ikut diserang hingga mati.

Entah apa dan kenapa, vaksin antisipasi sudah disuntikan, bahkan sudah dua kali. Hanya saja suntikan tidak dialamatkan di pantat seperti zaman dahulu kala , tapi disuntikan dilengan tangan. Eh……..Masih saja Hantu Vampir Corona itu memburu.

Bahkan kini  sudah mampu merubah dirinya dengan nama baru diakhir namanya. Delta sebutan terakhirnya. Mirip nama yang dipakai pencinta ngebrik. Dilalanya, varian baru itu baru sampai Delta. Tapi sudahlah, warga tentu tetap berharap Lima Carli Lima Bravo untuk Vampir Corona itu ‘cabut’ dari Negeri Bengkulu kota Marlborough ini.

Diam mati, melawan mati. Tak ada alternatif selain lari bersembunyi di dalam rumah, sembari mengunci mati pintu dan jendela rumah.  Tentunya ini hanya bagian dari upaya, meskipun nantinya akan mati juga  karena kelaparan. Kelaparan dengan upaya lapar minum hauspun minum.

Warga yang frustasi akan bertanya-tanya, “Kapanlah wabah ini  akan sirna?”

Pertanyaan yang kian membingungkan, sementara ia tahu kalau ahli pengobatannya saja tidak tahu kapan dan bahkan alami kematian. Apalagi apalagi, pastilah pastilah.

Lantas bagaimana?  Ya bagaimana nantinya aja.

*Penulis  tinggal di Bengkulu kota

Related

KUHP Tidak Berlaku untuk Kegiatan Kemerdekaan Pers

Kupas News, Jakarta - Walaupun Rancangan Undang-undang (RUU) Kitab...

Modus Mafia Tanah di Ruang Peradilan

Oleh : Elfahmi Lubis Mafia Tanah sudah menggurita dan telah...

Kaum “Rebahan” Ditengah Isu Kerakyatan

Dimana posisi kaum "rebahan" atau kaum "mager" yang didominasi...

Polemik RUU Sisdiknas, Maksimalkah Uji Publik?

Oleh: Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd Mencermati draft Rancangan Undang-Undang Sistem...

Kiprah Parsadaan Harahap Hingga Duduki KPU RI

Sosok Persadaan Harahap atau yang sering disapa bang parsa,...