Kamis, Juli 3, 2025

HUT Bhayangkara ke-79 Usung Tema Polri untuk Masyarakat

Bengkulu InteraktifPT. Interaktif Media Siber. All Rights Reserved.Bengkulu Interaktif 2016 - Bengkulu Interaktif.Contact InformationHead Office:Jalan Batanghari No. 15, Komp. PU Pracetak, Tanah Patah,...
BerandaHEADLINEHari Bela Negara, Ismet : Hanya Diperingati di Bukit Tinggi

Hari Bela Negara, Ismet : Hanya Diperingati di Bukit Tinggi

Ismet
Ismet Amzis

bukit tinggi, kupasbengkulu.com – Wali Kota Bukit Tinggi Ismet Amzis mengatakan, Hari Bela Negara yang diperingati setiap tanggal 19 Desember, hanya digelar di Kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat?.

Sebab, Hari Bela Negara tersebut, lanjut Ismet, sudah ada keputusan yang ditetapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden No. 28 Tahun 2006, yang menetapkan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara.

”Hari Bela Negara diperingati setiap tahun tanggal 19 Desember itu ada Kepresnya. Tapi, tidak ada memperingati Hari Bela Negara dan hanya di Bukit Tinggi saja yang memperingati Hari Bela Negara sementara di tempat lain tidak ada?,” kata Ismet, saat memberikan kata sambutan dalam Rangkaian Seminar Nasional dan Kongres IX Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, ‘Welcome Dinner’ di Istana Bung Hatta, Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Rabu (26/11/2014) malam.

Ia menjelaskan, Hari Bela Negara merupakan hari bersejarah Indonesia, untuk memperingati deklarasi Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) oleh Syafruddin Prawiranegara di Sumatra Barat, 19 Desember 1948.

Ia menceritakan, PDRI merupakan pemerintahan paling singkat di Indonesia, yang mana selama tujuh bulan dengan rentang waktu mulai 19 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949.

Ia mengisahkan, saat itu Syafruddin Prawiranegara menjabat Menteri Kemakmuran di Kabinet Presiden Soekarno. Dirinya mendapatkan mandat dari Presiden Soekarno untuk membentuk pemerintahan darurat di Bukit Tinggi. Hal ini, cerita dia, lantaran kondisi pemerintahan kala itu tengah genting.

Karena, kata dia, Yogyakarta sebagai Ibukota RI kembali diduduki oleh Belanda. Ini yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda kedua. Di hari yang sama, Presiden Soekarno dan Wakilnya Muhammad Hatta ditawan dan diasingkan di pulau Bangka, dan Syafruddin Prawiranegara menjabat sebagai Presiden atau Ketua PDRI.

”Setidaknya tanggal 19 Desember nanti, Hari Bela Negara bisa diperingati di setiap provinsi,” demikian Ismet.(gie)