
kupasbengkulu.com – Bank Indonesia (BI) memiliki peran dalam ekonomi makro secara keseluruhan. Tugas utamanya adalah menjaga nilai uang pada level yang ‘berharga’. Demikian disampaikan Direktur Bank Indonesia cabang Bengkulu, Pieter Abdullah, dalam konferensi pers, Selasa (15/04/2014).
“BI memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 7,5 persen, dengan mempertimbangkan kondisi yang ada di global maupun yang ada di domestik. Memang pada pertumbuhan domestik inflasi sudah mulai menurun dan nilai tukar juga sudah pada posisi yang mengarah ke penguatan struktur ekonomi kita di mana neraca pembayaran juga semakin baik,” ujar Pieter,
Diungkapkannya, setiap bulan BI mengambil kebijakan ekonomi dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti, perkembangan negara-negara utama, harga komoditas, pasar keuangan global, pertumbuhan ekonomi domestik, kondisi neraca ekonomi, serta invlasi. Kebijakan yang diambil BI juga dengan melihat prospek ke depan dan kebijakan pemerintah.
“Pada kondisi global kita masih menghadapi beberapa resiko, antara lain kita mempertimbangkan kemungkinan penurunan ekonomi di Cina, serta belum pastinya perbaikan ekonomi di Eropa. Hal-hal ini yang kemudian mendorong kita untuk mempertahankan suku bunga BI Rate pada level 7,5 persen,” katanya lagi.
Ditambahkan Pieter, hingga tahun 2014 angka inflasi Bengkulu sudah berada pada posisi yang dikatakan membaik, dilihat dari tahun 2013 pada angka 9,94 persen dan tahun 2014 mencapai 8,38 persen.
“Angka ini sudah menunjukkan pada posisi yang membaik. Di Sumatera, Bengkulu memang masuk pada posisi enam tertinggi, lima di antaranya ada Siantar, Padang, Medan, Tanjung Pinang, dan Sibolga,” demikian Pieter. (val)