Kamis, Maret 28, 2024

Masjid 40 Jamaah yang Diarsiteki Bung Karno

Masjid Jamik, Kota Bengkulu.
Masjid Jamik, Kota Bengkulu.

kupasbengkulu.com- Masjid Jamik sebenarnya sudah berdiri sejak zaman Inggris tahun 1685, dengan nama “Masjid 40 Jama’ah”. Mengapa dinamakan masjid 40 Jamaah, karena pada waktu itu masjid ini digunakan sebagai tempat ibadah sholat Jumat masyarakat Bengkulu dengan syarat minimal 40 orang jama’ah. Jika jamaah kurang dari 40 orang, maka Salat Jumat dibatalkan.

Pada mulanya masjid ini masih sangat sederhana, dibangun dengan dinding papan dan atap berbahan rumbia. Peraturan syari’at islam pada masa itu amat ketat, terutama dalam hal pergaulan antara lelaki dan wanita. Sehingga jama’ah wanita pun diberi sekat (tabir) yang sangat tertutup, bahkan di saat acara pengajian dan ceramah agama.

Pada tahun 1938, tibalah Bung Karno di Bengkulu dengan Status pada saat itu adalah sebagai tawanan Belanda yang diasingkan. Kedatangan Bung Karno ini membawa perubahan termasuk di sisi keagamaan.

“Bung Karno menganggap penggunaan sekat-sekat yang berlebihan itu tidak rasional dan dianggap sebagai tindak diskriminasi terhadap perempuan. Seharusnya antara lelaki dan wanita mempunyai kesempatan yang sama dalam bersosialisasi dan pengembangan diri,” jelas Budayawan Provinsi Bengkulu, Agus Setiyanto.

Pada tahun 1940 Bung Karno mengajak masyarakat untuk bergotong royong merancang perbaikan masjid. Sebagai arsitek, Bung Karno tetap mempertahankan bangunan-bangunan yang lama. Dinding masjid hanya ditinggikan sepanjang 2 meter dan lantai yang ditinggikan 30 cm.

Dalam hal ini Bung Karno lebih merancang bagian atap dan tiang-tiang masjid. Atap masjid berbentuk tiga tingkat. Atap tingkat ke-2 dan ke-3 berbentuk limasan kerucut, ditambah celah pada pertengahan atap. Tiang-tiang ditambahkan di beberapa sisi untuk memperkokoh struktur bangunan.

“Pada Tahun 1942, masa pengasingan Bung Karno berakhir. Bung Karno dipulangkan ke Jakarta dengan rute perjalanan menuju ke Kota Padang terlebih dahulu (melalui jalan mukomuko), setibanya di Padang, barulah beliau berangkat ke Jakarta”, tambahnya.(cr2)

Related

Pesantren Darrun Nur Dukung Pemerintah Tolak Paham Radikalisme dan Terorisme

Kupas News, Bengkulu - Negara indonesia yang terdiri dari...

Otna Pilih Hidup Diatas Sampan Reot dan Air Payau Daripada Hidup Menjadi Budak

Kota Bengkulu,Kupasbengkulu.com -  Petang itu suasana di sudut Pesisir...

Bukit Badas Kampung si Tuo dan Orang Sekalak

Kupasbengkulu.com- Pada sebuah kawasan Hutan Produksi Terbatas Bukit Badas...

Saat Reses, Okti Temukan Pelajar Tak Hafal Al-fatihah

Seluma, kupasbengkulu.com - Wakil Ketua II DPRD Seluma Okti...

Data Kependudukan CJH Tanggungjawab Capil

Seluma, kupasbengkulu.com - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag...