Kuliner, kupasbengkulu.com – Orang biasa mengenal daun pisang, daun jati, daun kelapa dan daun mangkok sebagai daun pembungkus makanan. Namun, tahukah Anda bahwa di Bengkulu Tengah masyarakat mengenal jenis daun lain yang kerap mereka gunakan untuk membungkus nasi.
Daun itu disebut daun demang oleh masyarakat Kabupaten Bengkulu Tengah. Ada pula yang menyebutnya daun sepat. Pola daunnya menyerupai telapak tangan dengan tiga sampai empat jari. Diameter daun beragam.
Namun, yang biasa diambil untuk membungkus nasi adalah daun dengan diameter 15 hingga 20 centimeter. Tekstur daun hampir mirip dengan daun jati.
”Sejak dahulu memang daun ini sering digunakan nenek moyang kami, untuk membungkus nasi. Bahkan, daun ini lebih bagus untuk membungkus nasi dibanding daun pisang karena nasinya kering. Kalau pakai daun pisang nasi berkeringat jadi kurang tahan lama,” ungkap Indri, warga Desa Penum, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, kepada jurnalis kupasbengkulu.com.
Selain itu, nasi yang dibungkus dengan daun ini akan tetap panas dalam waktu yang cukup lama. caranya, kata dia, ambillah nasi yang baru matang lalu bungkus dengan daun demang segar, maka nasi siap jadi bekal yang tahan lama.
Selain itu, aroma nasi juga akan harum menggiurkan. Daun ini dapat diperoleh di hutan dengan mudah. Masyarakat biasanya akan mencari daun sehari sebelum digunakan. Ada yang mengambil untuk keperluan sehari hari, adapula yang menggunakannya untuk membungkus nasi acara hajatan tertentu.
Jadi, jangan heran jika anda ke acara di Bengkulu Tengah, anda akan mendapat sajian nasi bungkus daun demang.
Penasaran dengan rasa nasi yang dibungkus dengan daun demang, jurnalis kupasbengkulu.com tergoda untuk mencicipi. Benar saja, baru dibuka bungkusnya langsung tercium aroma harum, bahkan lebih harum dari nasi yang dibungkus daun pisang.
Ditambah dengan gulai talas campur kambas, jurnalis kupasbengkulu.com sukses menghabiskan satu bungkus nasi tanpa sisa.
”Enak kan, nasi biasa bisa jadi enak luar biasa kalau dibungkus daun demang,” ujar Indri tersenyum.(**)
Penulis : Evi Valendri, Kabupaten Bengkulu Tengah.