Minggu, Mei 5, 2024

Misteri Rat Island Tak Terkuak

Polet
Penulis: Ferizal Adek
Taman Wisata Alam Pulau Tikus (Rat Island) merupakan pulau karang kecil yang terletak disebelah barat Kota Bengkulu. Pulau ini sejak dahulu  merupakan tempat kapal-kapal berlabu,  berlindung dari hantaman badai dan ombak laut Samudra Hindia.

Pulau tikus ditetapkan berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan N0.383/Kpts-/II/1985 TANGGAL 27 Desember 1985 dengan luas 2.50 Hektar. Pulau Tikus adalah salah satu pulau yang terdapat diwilayah Provinsi Bengkulu dan letaknya paling dekat dengan kelurahan Malabro, Kota Bengkulu bila di bandingkan dengan pulau-pulau lainnya.

Banyak cerita dan kisah pada pulau yang ada sejak berabad-abad lalu itu. Salah satunya cerita masyarakat pesisir Kota Bengkulu. Konon zaman dahulu, bila ada yang  membuat perahu, maka perahu atau kapal yang baru usai dibuat,  harus lebih dahulu menambatkan  perahu atau kapal nelayan itu ke daratan Pulau Tikus.

Di pulau itulah para nelayan pesisir Kota Bengkulu berziarah di salah satu makam yang ada, sembari membawa seekor ayam hitam dan pisang mas, untuk di taruhkan di atas makam yang dikeramatkan itu.

Harapan para nelayan, makam keramat seorang ulama itu dapat memberikan  perlindungan dan menjaga nereka saat melaut. Begitulah cerita turun temurun yang disampaikan oleh anak cucu, meskipun saat ini banyak generasi masyarakat pesisir, tidak memperdulikan lagi hikayat, bahkan ada yang tidak pernah sama sekali mendengar cerita itu.

pulau tikus bengkulu
Makam Siapakah Itu?
Menurut cerita orang tua-tua dahulu, makam yang ada di Pulau Tikus dan kini lenyap tergerus abrasi pulau sejak 10 tahun lalu itu, memang di kramatkan para nelayan pesisir.

Konon makam itu merupakan seseorang yang di asingkan oleh keluarganya, akibat sejak lahir sekujur tubuhnya ditumbuhi bulu. Karena keluarga malu melihat kondisi Sang anak, maka oang itu di asingkan ke Pulau Tikus.

Percaya atau tidak, begitulah cerita yang penulis dengar dari beberapa orang tua, dan mungkin itulah hingga kini masih ada saja para nelayan pesisir  yang singgah ke Pulau Tikus tersebut.

Saat ini tardisi menyambangi Pulau Tikus sembari membawa ayam hitam dan pisang emas tak pernah dilakukan lagi masyarakat pesisir.  Apakah penyebab masyarakat pesisir tidak melakukan tradisi nenek moyangnya lagi, hingga kini belum diketahui jawabannya.

Ini baru sekelumit cerita dari Pulau Tikus yang terkuak. Masih banyak cerita lain yang belum diungkapkan, seperti sejak kapan keberadaan Pulau Tikus, dan menguak cerita mistis lainnya.

Related

LHKP PWM Bengkulu Launching Program “100 KadesMu”

LHKP PWM Bengkulu Launching Program “100 KadesMu” ...

Pimpin IMI Rejang Lebong, Yayan Siap Bangun Daerah Melalui Dunia Otomotif

Pimpin IMI Rejang Lebong, Yayan Siap Bangun Daerah Melalui...

Bupati Sapuan Apresiasi Kemajuan Pembangunan Sutet 150 KV

Bupati Sapuan Apresiasi Kemajuan Pembangunan Sutet 150 KV ...

Atasi Kemiskinan Ekstrem, Pemdes Air Kasai Salurkan BLT-DD Tahap I

Atasi Kemiskinan Ekstrem, Pemdes Air Kasai Salurkan BLT-DD Tahap...

10 Kecamatan di Seluma Butuh Panwascam untuk Pilkada 2024, Ini Persyaratannya

10 Kecamatan di Seluma Butuh Panwascam untuk Pilkada 2024,...