Kamis, April 18, 2024

Modal Rp 30 Ribu, Pasarkan Kerajinan Kulit Lantung hingga Luar Pulau

Kerajinan dari kulit lantung
Kerajinan dari kulit lantung

kupasbengkulu.com – “Kulit Lantung dan Rafflesia”, sepertinya menjadi dua hal yang tak terpisahkan jika kita menyebut Provinsi Bengkulu.

Kulit lantung merupakan bahan dasar utama pembuatan kerajinan tangan yang paling terkenal di Provinsi Bengkulu, yang mana diambil dari kulit kayu pohon Terap, yang kebanyakan dikelola oleh masyarakat di Kabupaten Kaur.

Oleh masyarakat Bengkulu dulunya kulit lantung digunakan sebagai bahan pakaian. Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai mengalami pertumbuhan ekonomi dan memakai baju dari bahan kain. Namun masyarakat tak melupakan kulit lantung begitu saja. Oleh sebagian masyarakat, khususnya pekerja seni, menggunakan keterampilannya dan mengubah  kulit lantung menjadi berbagai aneka kerajinan tangan yang unik dan menarik.

Salah satu pengrajin kulit lantung di Kota Bengkulu adalah Alfajri. Pemilik usaha kerajinan tangan “Fajri Craft” ini sudah memulai usahanya sejak tahun 2000 lalu. Awalnya Fajri hanya coba-coba, semua berawal dari hobi. Berbekal uang Rp 30 ribu Fajri membeli selembar kulit lantung dan sekaleng kecil lem. Mulanya Fajri hanya membuat gantungan kunci berbentuk bunga Rafflesia dan menitipkannya di kios oleh-oleh khas Bengkulu yang terletak di jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kota Bengkulu.

Tak disangka langkah Fajri membuahkan hasil. Karyanya yang sederhana itu mampu mencuri hati wisatawan yang berkunjung. Makin lama Fajri kian mengembangkan sayapnya. Fajri mulai mencoba membuat kreasi lain, namun tetap dengan bahan dasar kulit lantung dan bunga Rafflesia sebagai ikonnya. Tak lupa kadang-kadang Fajri menyertakan pasir hitam dan aneka kerang yang diambil dari pantai Bengkulu, yang kian menonjolkan identitas Bengkulu sebagai daerah maritim.

hasil kerajinan tangan kulit lantung
hasil kerajinan tangan kulit lantung

“Hingga sekarang sudah berbagai jenis kerajinan tangan yang mampu saya hasilnya. Seperti tas, topi, peci, jam, piring hias, buku, asbak, pigura, tempat pensil, dan berbagai kerajinan unik lainnya,” ujar Fajri.

Saat ini Fajri menekuni usahanya dengan dibantu tiga orang karyawan. Semua proses pembuatan dilakukan di rumahnya yang beralamat di jalan Nuri No.42 RT.02 Anggut Dalam, Kota Bengkulu. Hampir seluruh kios cinderamata di Kota Bengkulu memasarkan hasil karyanya.

“Saya membuat pesanan dari kios cinderamata di Anggut. Hampir seluruhnya memang mengambil barang dari saya,” akunya.

Bahan yang dibutuhkan Fajri sebagian diambil dari berbagai daerah di Provinsi Bengkulu, dan sebagian lagi dari Pulau Jawa. Untuk harga pun beragam, tentu saja harga yang diberikan kepada pemasok beda dengan harga di pasaran.

Untuk harga di pasaran, yang paling murah gantungan kunci dihargai Rp 2 ribu hingga Rp 15 ribu rupiah. Sebuah tas yang unik dan menarik bisa kita dapatkan dengan membayar Rp 30 ribu sampai Rp 180 ribu, semua tergantung ukuran dan kerumitan dalam pembuatannya.

“Yang paling banyak diminati adalah pigura dengan ikon Rafflesia atau pun Tabot. Harganya dari Rp 25 ribu sampai Rp 500 ribu. Ada juga piring hias Rp 75 ribu, jam Rp 30 ribu hingga Rp 250 ribu, peci Rp 40 ribu, topi Rafflesia Rp 120 ribu, tempat pensil Rp 5 ribu sampai Rp 20 ribu, dan asbak Rp 15 ribu,” terangnya.

Untuk memaksimalkan hasil karyanya, Fajri berusaha menyeimbangkan antara perkembangan mode dengan originalitas kulit lantung. Fajri tak segan-segan memadukan trend yang sedang berkembang sebagai referensi karyanya.

“Misalnya mau membuat tas. Agar tak kelihatan kuno, saya perhatikan model tas seperti apa yang sedang hits. Lantas saya coba menggunakan kulit lantung, jadi tas yang saya buat hasilnya unik dan menarik,” katanya.

Tak hanya itu, hingga saat ini Fajri berhasil memasarkan hasil kerajinan tangannya ke berbagai daerah, bahkan hingga ke luar pulau.

“Selain di Sumatera, kerajinan kulit lantung ini sudah saya pasarkan ke Pulau Jawa dan Kalimantan. Kebanyakan mereka mengenal kulit lantung ini dari berbagai pameran yang saya ikuti,” lanjutnya.

Fajri berharap Provinsi Bengkulu selalu mengadakan festival atau pun agenda besar untuk mendongkrak penghasilannya serta memajukan kerajinan kulit lantung sehingga makin dikenal luas masyarakat.

“Kulit lantung Bengkulu ini adalah kerajinan kulit kayu terbaik. Tidak ada kerajinan kulit kayu yang seratnya seharus kulit lantung Bengkulu. Ini sudah saya buktikan, saya sudah lihat kerajinan kulit kayu daerah lain dan Bengkulu tetap yang terbaik. Harapannya Bengkulu punya banyak festival dan agenda besar, sehingga banyak kesempatan untuk memamerkan kerajinan kulit lantung ini ke masyarakat luas,” pungkasnya. (val)

Related

Perayaan HUT Rejang Lebong ke-143 Diakhiri Prosesi Adat Pancung Tebu

Kupas News, Rejang Lebong - Prosesi adat Pancung Tebu...

Hari Pertama Kerja, Gubernur Rohidin Berkantor di Rejang Lebong

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat memberikan arahan kepada pegawai...

Polisi Tangkap Pria 43 Tahun Kasus Percobaan Pemerkosaan

Kupas News, Rejang Lebong - Aparat kepolisian berhasil mengamankan...

Patroli Presisi Polres Rejang Lebong Sisir Kawasan Rawan Kiriminalitas

Kupas News, Rejang Lebong – Team Patroli Motor Presisi...

Pemkab Rejang Lebong Hibah Lahan untuk Pembangunan RS Bhayangkara

Kapolda Bengkulu Irjen Pol Agung saat melakukan penandatangan penyerahan...