Minggu, Juli 6, 2025

HUT Bhayangkara ke-79 Usung Tema Polri untuk Masyarakat

Bengkulu InteraktifPT. Interaktif Media Siber. All Rights Reserved.Bengkulu Interaktif 2016 - Bengkulu Interaktif.Contact InformationHead Office:Jalan Batanghari No. 15, Komp. PU Pracetak, Tanah Patah,...
BerandaHEADLINEPerliyanto Terbaring Sakit Selama 41 Tahun

Perliyanto Terbaring Sakit Selama 41 Tahun

Parliyanto
Parliyanto

Kaur, kupasbengkulu.com – Dalam menghadiri Musda KAHMI di Kabupaten Kaur Gubernur Bengkulu H.Junaidi menyempatkan diri untuk melakukan kunjungan kepada Perliyanto (42) di Desa Padang Petron Kecamatan Kaur Selatan yang mengidap penyakit selama 41 tahun lebih. Namun karena tidak memiliki biaya untuk pengobatan Perliyanto dibiarkan terbaring di kasur tanpa penanganan medis. Akibat penyakit tersebut Perliyanto tidak bisa duduk dan bicara, badannya lemas. Hanya saja ia mengerti jika diajak bicara keluarganya. Kesehariannya hanya terbaring lemas di atas kasur dengan tubuh kurusnya.

Biasanya Perliyanto didudukan dan disanggah dengan kayu dan tali nilon, supaya tidak melorot. Saat Gubernur mengunjungi kediamannya Perliyanto sempat didudukan di kursi roda yang merupakan bantuan dari dinas sosial Kabupaten Kaur beberapa bulan yang lalu. Tapi Untuk bisa duduk dikursi roda badan Perlianto diikat menggunakan kain ke kursi roda tersebut, supaya tubuhnya tidak melorot.

Perliyanto merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara dari pasangan A. Lamat dengan Pauziah (Alm). Menurut keterangan Emi (41) Adik Perliyanto sakit yang diderita kakaknya sejak balita yakni sejak Perliyanto bisa duduk.

“Waktu itu bapak dan ibu sempat memeriksa keadaan kakak ke dokter, namun dokter tidak tahu penyakit apa yang diderita kakak. Dan dokter menyarankan untuk mengasuh dan merawat kakak dengan baik. Tapi kami belum pernah membawanya untuk berobat kerumah sakit atau dokter spesialis, karena tidak memiliki biaya,” pungkas Emi, Kamis (26/12/2014).

Ditambahkan Emi kakaknya tidak pernah mendapat kartu jamkesmas yang seharusnya diperuntukan untuk pengobatan gratis keluarga miskin. Tapi hingga saat ini mereka tidak pernah memilikinya.

Dalam kesempatan itu Junaidi berjanji untuk memberikan jaminan kesehatan gratis kepada pihak keluarga supaya Perliyanto dapat dirawat secara medis. Dan akan dirujuk kejakarta untuk berobat, dengan biaya pendamping juga ditanggung oleh Pemerintah. Dan Junaidi juga menelpon pihak Dinas Sosial Provinsi untuk mengurus jamkesprov.

“Nanti kepala desa tolong diurus ke Provinsi untuk kepengurusan jaminan kesehatan. Dan kita usahakan Perliyanto dapat berobat dan dibawa ke Jakarta untuk perawatan medis, untuk pendamping itu satu atau dua orang keluarganya akan kita tanggung,” pungkas Junaidi.

Emi yang merupakan adik Perliyanto menambahkan pihaknya tidak menuntut banyak kepada Pemerintah, karena untuk berobatpun, kemungkinan kakaknya tidak bisa sembuh. Untuk itu pihak keluarga mohon bantuan kepada Pemerintah agar dapat memberikan bantuan berupa usaha kepada keluarga, supaya bisa menopang kehidupan dan biaya kakaknya.

“Kami dari pihak keluarga hanya minta bantuan dari Pemerintah untuk bisa memberikan bantuan berupa usaha, supaya bisa mengurus dan membiayai hidup kakak saya. Karena kami rasa untuk mengobato kakak itu kesembuhannya sangat tipis sekali, apalagi usia kakak saat itu sudah 42 tahun,” harap Emi. (mty)