kupasbengkulu.com – Miris, dua ruang kelas di SMPN 8 di Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan, sejak puluhan tahun belum juga memiliki muebeler. Akibatnya, siswa kelas IX A dan IX B sekolah tersebut mesti ‘bentang tikar’ alias lesehan, saat menggelar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah.

”Ada dua kelas di SMPN 8 yang betul–betul kekurangan meja kursi,” kata salah seorang guru SMPN 8 Gunarjo Sapra.

Ia mengatakan, untuk ruang kelas lainnya muebeler lengkap. Hanya saja, kata dia, kursi dan meja sudah banyak rusak dan tak layak pakai lagi. Meskipun demikian, muebeler tersebut tetap dipergunakan untuk melangsungkan KBM.

”Khusus untuk kelas IX A jumlah muridnya 31 orang dan kelas IX B 32 orang murid, meja kursinya hampir rusak semua dan tidak bisa di pakai lagi. Hanya beberapa meja kursi saja yang masih bisa di pakai, dan meja kursi yang masih bisa di pakai untuk dua ruangan itu kami jadikan satu ke kelas IX B.

“Untuk meja kursi yang masih bisa dipakai di kelas IX A kami satukan ke kelas IX B, sehingga kursi di kelas IX A kosong, dan anak murid di kelas IXA itu saat proses belajar terpaksa melantai dengan membawa tikar sebagai alas duduk, yang tidak bawa tikar terpaksa duduk di lantai tanpa alas,” jelas Gunarjo.

Terkait hal tersebut, dari sekolah sudah acap kali mengusulkan pengadaan muebeler. Namun, proposal tersebut selalu di cuekin oleh dinas terkait.

“Bukan pihak sekolah tidak mengusulkan bantuan kursi kepemerintah daerah. Setiap tahun kami usulkan. Namun sampai hari ini proposal usulan kami tidak pernah di gubris,” keluh Gunarjo.

Pernyataan berbeda disampaikan Kepsek SMP 8 Midarwan, saat di konfirmasi melalui handphone, dia mengatakan, jika sekolah yang dipimpinya itu di tahun 2009 mendapat 40 set meja kursi. Yakni, 40 meja dan 40 kursi bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu. Di tahun 2013, pembelian muebeler 40 set yang dananya berasal dari komite.(tom)