kupasbengkulu.com, Parlementaria – Dalam beberapa pekan terakhir, Kota Bengkulu sering kali mengalami pemadaman listrik bergilir. Hal ini pun kerap menimbulkan kemarahan dari masyarakat.
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Agung Gatam, mengatakan masyarakat tak seharusnya melulu menyalahkan PLN (Perusahaan Listrik Negara) atas kejadian tersebut. Hal ini disebabkan saat ini suplai listrik dari pembangkit listrik yang ada di Pulau Sumatera berkurang 1.000 megawatt jika dibandingkan dengan keadaan normal.
“Kami sudah melakukan pertemuan dengan pihak PLN untuk membahas tentang hal ini. Menurut General Manager PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu (SSJB), Budi Pangestu, ini semua dikarenakan musim kemarau sehingga pasokan listrik jadi berkurang,” terang anggota DPRD Dapil Kota Bengkulu ini, Kamis (29/10/2015).
Dia menjelaskan sejumlah turbin pembangkit listrik tidak bisa beroperasi dikarenakan tidak memiliki cukup air untuk penggerak. Akibatnya jumlah listrik yang tidak bisa diproduksi mencapai 604 megawatt.
“Kekurangan sebanyak 419 megawatt lagi karena pemeliharaan pembangkit sehingga belum bisa dioperasikan. Secara total beban puncak kebutuhan listrik di Pulau Sumatera sebesar 4.798 megawatt, sedangkan listrik yang bisa diproduksi PLN untuk daerah ini hanya 4.540 megawatt,” lanjutnya.
Namun apabila tidak kemarau atau pembangkit listrik yang sedang pemeliharaan sekarang sudah bisa dioperasikan, maka akan mengalami surplus listrik sehingga tidak perlu lagi ada pemadaman bergilir.
“Kita berharap saja segera turun hujan sehingga produksi listrik kembali normal, dan masyarakat sebagai konsumen tidak lagi merasakan dampak pemadaman bergilir. Kita himbau juga masyarakat jangan langsung marah-marah apabila listrik sedang padam, karena ini juga terjadi karena faktor alam dan pihak PLN juga sedang berusaha,” pungkasnya. (val)