kupasbengkulu.com – Survei yang diprakarsai MMD Initiative Bengkulu pada 22-27 Juni 2015 lalu, menunjukkan Bupati Musi Rawas, Ridwan Mukti (RM) dalam posisi teratas bursa Pemilihan Gubernur Bengkulu (Pilgub) 2015.
Wakil Direktur MMD Initiative, Mabroer MS, mengungkapkan RM memiliki tingkat dukungan paling tinggi dari masyarakat, yakni 13,7 persen, mengalahkan Junaidi Hamsyah dengan 10,7 persen, Bando Amin 4,8 persen, Suherman 3,9 persen, dan Sultan Najamuddin 3,3 persen. Sementara bakal calon lainnya masih berada di bawah angka 3 persen.
“Survei dilaksanakan oleh sebuah lembaga riset independent dengan melibatkan 1000 responden dari seluruh kabupaten/ kota se Provinsi Bengkulu. Responden dipilih dengan metode multistage random sampling, dengan margin kesalahan lebih kurang 2,2 persen,” ungkap Mabroer, Minggu (12/07/2015).
Dia mengatakan, dari survei terlihat apabila hanya ada dua calon yang akan berkompetisi, maka RM berhasil mengungguli kandidat lainnya. Survei tersebut juga menunjukkan, RM unggul dengan 24,2 persen bila berhadapan dengan Junaidi Hamsyah yang mendapatkan 17,4 persen. Begitu pula jika berhadapan dengan Sultan Najamuddin, RM unggul dengan kemenangan 26 persen, dengan Sultan yang mendapatkan 10,6 persen. Meski demikian, dalam survei juga terlihat bahwa sebagian besar calon pemilih belum menentukan pilihan, atau masih merahasiakan pilihannya.
“Survei ini baru merupakan gambaran sementara, mengingat undecided voters masih besar, yakni di atas 50 persen. Lagi pula Pilgub masih akan berlangsung dalam lima bulan mendatang,” katanya.
Namun diakui dari sisi popularitas, RM masih di bawah Junaidi Hamsyah yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur Bengkulu. Hanya saja, perlu diketahui tingkat popularitas tidak berbanding lurus dengan elektabilitas karena banyak faktor yang akan mempengaruhi pilihan politik.
“Bicara elektabilitas tentu berbeda dengan popularitas. Dalam hal popularitas RM memang masih kalah unggul dibanding incumbant. Namun hal ini tidak serta merta mempengaruhi pilihan publik, karena banyak aspek yang menjadi pertimbangan publik dalam menentukan pilihan politiknya,” demikian Mabroer. (val)