kupasbengkulu.com – Aksi tawuran yang berlangsung di SMAN 7 Plus Kota Bengkulu, melibatkan ratusan siswa yang berasal dari SMKN 2, SMKN 5, SMKN 4, SMK Grakarsa, SMA Pembangunan, serta SMAN 7 Plus itu sendiri. Tak disangka aksi ini lantas menyisakan trauma bagi beberapa siswa.
Julia dan Okta, siswa kelas XI (sebelas) SMAN 7 Plus Kota Bengkulu mengaku baru pertama kali mengalami hal ini semenjak bersekolah di SMA tersebut.
“Perasaannya kaget dan takut pulang ke rumah. Kami khawatir nantinya akan ada yang mencegat di jalan,” ujar Julia saat ditemui di tempat kejadian, pada Jumat (17/01/2014).
Menanggapi hal tersebut, pihak sekolah menginstruksinya kepada seluruh siswa SMAN 7 Plus, khususnya perempuan, untuk segera menghubungi orangtua masing-masing.
“Diinstruksikan kepada seluruh siswa, khususnya perempuan, untuk segera menghubungi orangtua masing-masing agar dijemput. Dan jangan lupa minta dibawakan baju ganti. Hal ini bukan karena kita takut, namun kita antisipasi saja,” ujar seorang guru SMAN 7 Plus lewat pengeras suara.
Namun, ternyata trauma tidak hanya dialami siswa perempuan saja, tapi juga laki-laki. Sapta, salah satu siswa kelas X (sepuluh) mengaku belum berani pulang ke rumah, terlebih dirinya jauh dari orang tua.
“Saya di sini nge-kost. Jadi tidak mungkin dijemput orang tua. Baju ganti juga tidak bawa. Mungkin antisipasinya nanti kami akan pulang beramai-ramai, atau minta tolong minta dikawal pihak sekolah maupun pihak keamanan sampai tiba di rumah,” demikian Sapta.(val)