kupasbengkulu.com- Tindak lanjut pertemuan dengan Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah 4 November 2013 lalu. Pihak SKK Migas dan Total E&P Indonesia Mentawai B.V, Senin (9/12) melaksanakan sosialisasi kegiatan hulu industri minyak dan Gas.
Rencananya, pengeboran pertama sumur eksplorasi Blok Bengkulu I – Mentawai, yaitu Sumur Rendang-1X yang direncanakan pertengahan tahun 2014, berada di perairan lepas pantai Blok Mentawai dengan jarak sekitar 75 km dari garis pantai terdekat dan sekitar 128 km (± 69 mil laut) dari Kota Bengkulu dengan kedalaman sekitar 1.000 meter.
Untuk menunjang kegiatan eksplorasi ini, investasi yang dikeluarkan oleh Total Indonesia E&P Mentawai B.V. adalah sebesar 40 Juta USD atau sekitar 400 Milyar rupiah
“Kami berharap melalui acara ini kami kami berharap pertemuan ini menjadi momen baik sebagai sarana komunikasi timbal balik mengenai peran dan tantangan industri hulu migas dan membuka wawasan dalam rangka link-match antara Pemerintah-Industri Migas-Perguruan Tinggi,” ujar Avep Disasmita, General Manager Total E&P Indonesia Mentawai B.V.
Yang penting untuk diketahui, tambah Avep, bahwa wilayah operasi tetap milik Bangsa Indonesia dan kami hanya sebagai pelaksana pekerjaan berdasarkan Kontrak Kerjasama antara Total E&P Indonesia Mentawai B.V. dan pemerintah RI.
Total E&P Indonesia Mentawai B.V., setelah penandatangan kontrak kerja sama atas blok Bengkulu I – Mentawai dengan Pemerintah Indonesia, yang diwakili oleh SKK Migas pada 9 Oktober 2012, telah melakukan berbagai persiapan sebelum melaksanakan kegiatan pemboran pada 2014.
Beberapa pekerjaan penting dalam rangka persiapan pemboran dilakukan oleh TOTAL. Hal itu dilaksanakan bertujuan memetakan kondisi awal dari daerah yang akan dieksplorasi maupun daerah sekitarnya yang mungkin dapat terpengaruh. Semua kegiatan ini juga untuk menyusun rencana operasi yang matang untuk mencegah terjadi kecelakaan dan mitigasi dampak kegiatan pemboran nantinya.
Bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Bengkulu, Universitas Negeri Bengkulu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Institute Pertanian Bogor dan menggunakan Kapal Baruna Jaya VII milik LIPI, SKK Migas-Total telah melakukan studi rona awal lingkungan, studi upaya kelola lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL).
Berkat dukungan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu dan para pemangku kepentingan, Total telah memperoleh izin lingkungan dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (SK No. 357/2013) pada 7 Oktober 2013. (vee)