Religi, kupasbengkulu.com – Dalam rangka memperingati Isra Miraj masyarakat Desa Cahaya Negeri, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Jumat (06/05) sesudah Salat Isya di Mesjid Nurul Iman menghadirkan Ustad Junaidi Hamsyah (UJH) sebagai Penceramah.
Peringatan Isra Miraj ini, kata UJH, memaknainya bukan persoalan perjalanan Nabi Muhammad, SAW, melakukan perjalanan di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.
Menurut dia, melalui perjalanan Nabi Muhammad SAW tersebut Allah SWT memperlihatkan kekuasaannya, yaitu dengan menunjukkan surga dan neraka.
“Tapi puncaknya melalui Isra Miraj ini merupakan perintah salat lima waktu,” ungkap UJH dalam tausiahnya.
Dijelaskannya, salat merupakan bentuk pengabdian umat Nabi Muhammad SAW terhadap Allah SWT.
“Yang berani memerintahkan kita salat, hanya diri kita sendiri,” tegasnya.
Dalam tausiahnya, UJH juga menyinggung soal toleransi dalam beribadah, dan jangan mengurus persoalan ibadah seseorang. Karena menurut dia, yang menilai ibadah yang dilakukan manusia itu adalah Allah SWT.
“Saya minta maaf, ada yang muncul tanda dikening itu merupakan ria dalam beribadah. Dan ini merupakan suatu kesalahan, karena saat kita melakukan sujud tumpuan ada pada kaki,” ucapnya.
Mirisnya lagi, kata dia, ada dua daerah di Pulau Sumatera yang terkenal dengan ketaatannya dalam melakukan ibadah.
“Tapi sekarang saya lihat, banyak mesjid yang sedikit sekali jemaahnya di daerah tersebut. Dan hanya ramai jemaahnya saat salat Jumat,” tambahnya.
Melalui peringatan Isra Miraj ini hendaknya, ajak UJH, umat muslim meningkatkan ketaatan didalam melakukan ibadah kepada Allah SWT.(coy)