kupasbengkulu.com – Beredarnya kabar adanya komplotan “bibir merah” atau perempuan malam yang bergentayangan atau mangkal di Simpang Enam, Kabupaten Seluma, salag satu pemicunya karena minimnya penerangan di beberapa titik lokasi. (baca juga : Ada Komplotan “Bibir Merah Gentayangan” di Simpang Enam Seluma)
Menanggapi Beredarnya kabar komplotan tante bibir merah yang mulai gentayangan di simpang enam Seluma,Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Seluma Hamdan Hasan sangat menyayangkan minimnya penerangan pada beberapa objek wisata hingga menyebabkan rawan tindakan asusila dan tindakan kriminalitas.
“Faktor utama rawannya tindakan asusila dan tindakan kriminalitas karena minimnya penerangan di beberapa titik objek wisata Kabupaten Seluma. Apalagi lokasinya di sekitar kota ini sangat rawan,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia, Hamdan Hasan, kepada kupasbengkulu.com, Sabtu (19/07/2014).
Seharusnya, kata dia, objek wisata diberikan penerangan dan penjagaan dari pihak keamanan, agar remaja tidak terkotori, dan melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.
“Tindakan semacam itu bisa terjadi karena memang ada kesempatan. Coba diberi penerangan, dan memang belum ada tindakan dan kebijakan yang diambil. Persoalan ini seolah dianggap biasa saja,” tandasnya.
Diakuinya, di Kabupaten Seluma bukan hanya minim dalam penerangan lampu jalan, tetapi juga penerangan dalam persoalan agama dari para ulama.
Ditambahkan Hamdan minim penerangan dalam hal ini,bukan hanya minim penerangan dari PLN namun juga minim penerangan dari para ulama.
“Kita akui di Seluma sangat minim pencerahan agama, faktor utamanya disebabkan minimnya anggaran,” ungkap Hamdan.
Terpisah Kasat Pol PP Thamaludin Mantap, melalui Sekretaris Satpol PP Suanto Joyo Kusumo menuturkan belum mengetahui secara pasti kebenaran mangkalnya perempuan malam di Simpang Enam.
“Belum ada laporan terkait hal itu, namun kita akan berupaya selidiki. Jika memang ada akan kita tindak tegas,” janjinya.(cr9)